Kepala Dinas lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat (Jabar) Prima Mayaningtyas mengatakan sebanyak 90 persen dari 43 ribu hektare (sekitar 38.700 hektare) hutan mangrove yang ada wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat dalam kondisi rusak.
"Yang di (Pantai) Utara Jawa Barat saja itu, 90 persen sudah rusak. Itu di luas (total) 43 ribu hektare 90 persen sudah rusak. Itu ada wilayah Indramayu, Subang, Karawang dan Cirebon," kata Prima Mayaningtyas seusai membuka acara Forum Group Discussion Restorasi Mangrove di Pesisir Utara, di Kota Bandung, Selasa.
Prima mengatakan kerusakan mangrove menandakan kalau perubahan iklim sudah terjadi dan indikator perubahan iklim sudah sangat terlihat.
"Kita tahu iklim berubah dan ada lima sektor emisi yang membuat gas emisi rumah kaca kita, semakin besar ke bumi ini. Akan ada perubahan iklim yang besar baik dari sisi energi pertanian, kehutanan hingga limbah domestik," kata Prima.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya mengambil satu contoh yakni dari aspek tutupan lahan, yang mana pada saat ini kerusakan tidak hanya di hutan yang ada di pegunungan namun juga mangrove, banyak yang kondisinya rusak.
"Karena efek dari gas rumah kaca yang membuat permukaan air menjadi tinggi dan pumping yang kita ambil dari air bawah tanah semakin tinggi. Sehingga green belt mangrove tak lagi bisa menahan akar disamping eksploitasi juga terjadi di wilayah mangrove," kata dia.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat (Jabar), degradasi habitat mangrove di wilayah Jawa Barat mencapai 61 persen dan untuk terumbu karang yang rusak 44 persen.
"Kondisi tersebut menunjukkan bahwa penanaman mangrove butuh upaya ekstra. Kalau mangrove rusak atau tidak ada, maka akan berdampak besar bagi lingkungan seperti terjadinya banjir rob karena mangrove tak bisa jadi barier lagi. Oleh karena itu kita berupaya agar kondisi mangrove bisa semakin kuat," kata dia.
Selain itu, lanjut Prima, pihaknya juga mengajak berbagai komunitas untuk mengatasi permasalahan mangrove di Jawa Barat karena kalau hanya dilakukan oleh pemerintah itu merupakan hal yang sulit untuk dilakukan.
"Penunggalan kerusakan mangrove sejalan dengan arahan dari Pak Presiden dan ada tiga dinas terkait yang terlibat dalam penanggulangan masalah kerusakan mangrove. Ada DLH Jawa Barat, Diskanlut Jawa Barat dan Kehutanan," kata dia.
Lebih lanjut Prima mengatakan di Kabupaten Indramayu banyak daerah yang terkena abrasi akibat kerusakan mangrove.
Pihaknya menambahkan khusus di DLH Jawa Barat ada bidang yang namanya bidang konservasi sumber daya alam dan bidang ini yang akan menangani masalah kerusakan mangrove.
"Kami juga memiliki out put taman keanekaragaman hayati. Target kami, di seluruh kabupaten kota punya. Kita akan coba menyasar taman ini ke sisi mangrove," kata dia.
Sementara itu, Yayasan Wanadri menyatakan ada sekitar 190 hektare hutan mangrove di Desa Mayangan, Kabupaten Subang, yang dijadikan model penelitian pihaknya terkait penanggulangan kerusakan mangrove di Jawa Barat.
"Nanti tergantung pemda, dukungannya seperti apa. Kami mencoba membuat sebuah model baik itu penelitian sampai penanaman mangrove. Karena penanamannya tak bisa dilakukan sepanjang tahun tapi ada waktu tertentu," kata Ketua Yayasan Wanadri Tri Wahyu.
Tanam mangrove
Sebelumnya PT Jawa Satu Power (JSP) melakukan pelepasan puluhan ekor burung pleci atau kacamata jawa (zosterops flavus) dan penanaman pohon mangrove di wilayah pantai Cilamaya, Karawang, Jawa Barat."Pelepasan burung dan penanaman pohon mangrove ini dilakukan dalam rangkaian memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni," kata Direktur Utama JSP Asistia Semiawan di Karawang, Rabu.
Ia mengatakan, Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati untuk memupuk kesadaran para pekerja JSP terhadap kelestarian lingkungan. Apalagi perusahaan ini tengah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa-1 dan ke depannya mengoperasikannya. "Kegiatan ini sudah berlangsung sejak Minggu (5/6) dengan agenda menonton film bertema kelestarian lingkungan dan pemadaman listrik selama satu jam. Adapun kegiatan hari ini menjadi puncak acara dengan beberapa aktivitas sekaligus," kata dia.
Puluhan pekerja JSP juga melakukan aksi pungut sampah anorganik di sepanjang jalan yang menghubungkan lokasi pembangkit dengan fasilitas dermaga (jetty).
Tak hanya itu, jajaran direksi, manajemen, dan pekerja JSP juga melakukan penanaman ratusan pohon mangrove dan ketapang (Terminalia catappa).
"Keberadaan tanaman ini diharap bisa menjaga kawasan pantai dari abrasi," katanya.
PT JSP sendiri merupakan perusahaan konsorsium dari PT Pertamina Power Indonesia (PPI) - subholding Power and New Renewable Energy dari PT Pertamina (Persero), Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation.
Baca juga: KSP kawal perbaikan mangrove dan akses jalan untuk petani garam Cirebon
Baca juga: 50 guru SD di Indramayu ikuti lokakarya pendidikan pelestarian mangrove
Baca juga: Pemkot Cirebon kejar RTH dengan penanaman pohon mangrove