HBKB Berkebaya adalah langkah awal untuk mulai bergerak soal pendaftaran ke UNESCO tersebut.
"Perlu waktu yang lumayan panjang, mulai dari kajian ilmiah mengenai sejarah kebaya, pembuatan dokumentasi soal kebaya, sampai memproses pengajuan melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan," tambah dia.
Ketua Umum Pertiwi Indonesia, Antarina F Amir mengatakan kolaborasi dengan berbagai organisasi pecinta budaya Indonesia penting dilakukan.
"Agar budaya luhur yang diwariskan turun temurun oleh bangsa kita tetap terjaga kelestariannya dan dapat dikembangkan untuk membangkitkan kebanggaan, kecintaan pada tanah air dan menjadi pengikat persatuan serta kerukunan dalam masyarakat," terang Antarina.
Jalan kaki bersama dengan berkebaya dipilih sebagai bentuk penyampaian aspirasi tersebut sekaligus mengingatkan bahwa kebaya adalah pakaian khas dan busana sehari-hari perempuan Indonesia yang dapat dikenakan dalam berbagai waktu dan kesempatan sejak jaman nenek moyang oleh berbagai kalangan termasuk perempuan muslimah yang memadukannya dengan pemakaian kerudung.
"Tradisi berkebaya dipadu berbagai kain khas Indonesia bukan saja akan mengasah kecintaan pada tanah air, namun juga akan memberikan kontribusi penting kepada para perajin di dalam negeri serta peningkatan ekonomi UMKM dari hulu ke hilir" ujar Ketua Bidang Budaya Pertiwi Indonesia, Miranti Serad.
Program jalan santai berkebaya itu rencananya juga diselenggarakan di berbagai daerah lainnya di Indonesia agar kegiatan berkebaya dapat lebih menyebar di seluruh Nusantara.