London (ANTARA) - Harga minyak naik di atas 121 dolar AS per barel pada akhir perdagangan Senin (30/5/2022), mencapai level tertinggi dua bulan karena China melonggarkan pembatasan COVID-19 dan para pedagang memperkirakan ekspektasi bahwa Uni Eropa pada akhirnya akan mencapai kesepakatan untuk melarang impor minyak Rusia.
Aktivitas perdagangan diredam karena hari libur umum di Amerika Serikat pada Senin (30/5/2022).
Baca juga: Minyak naik ke tertinggi dua bulan jelang pertemuan UE atas sanksi Rusia
Kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli, yang akan berakhir pada Selasa, ditutup naik 2,24 dolar AS, atau 1,9 persen, menjadi menetap di 121,67 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,99 dolar AS atau 1,7 persen, menjadi 117,06 dolar AS per barel pada pukul 18.03 GMT.
"Salah satu alasan yang dikutip untuk ini adalah pencabutan pembatasan virus corona di Shanghai, yang memicu harapan bahwa permintaan minyak akan meningkat lagi di China," kata analis di Commerzbank dalam sebuah catatan kepada klien.
Shanghai mengumumkan berakhirnya penguncian COVID-19 selama dua bulan, dan akan memungkinkan sebagian besar orang di kota terbesar China itu untuk meninggalkan rumah mereka dan mengendarai mobil mereka mulai Rabu (1/6/2022).
Harga minyak naik di atas 121 dolar karena China longgarkan pembatasan
Selasa, 31 Mei 2022 6:17 WIB