Pengembangan teknologi saluran air minum di Mulyaharja itu membutuhkan sekitar Rp40 miliar dari teknologi pengolahan hingga penyaluran berupa pipa-pipa utama. Sisanya, sekitar 20-24 miliar akan digunakan untuk menurunkan faktor kehilangan air akibat kebocoran pipa-pipa saluran utama yang telah ada saat ini dan berumur puluhan tahun.
Perumda Tirta Pakuan saat ini, memiliki 1.418.824.235 meter panjang pipa dari puluhan pipa yang melayani 170.214 pelanggan di tujuh zona pada enam kecamatan yang ada di daerahnya.
Pada Selasa (24/5) pagi, total produksi air minum Perumda Tirta Pakuan mencapai 3.172.91 lps. Data itu terus diperbarui secara berkala yang terpantau melalui sistem informasi.
"Biaya pembangunan masih banyak, karena kita hitung-hitung, masih sanggup biaya kita sendiri akhirnya kita pinjam ke perbankan, itu pertama," jelas Rino.
Rino pun menjelaskan alasan kedua yang memperkuat Perumda Tirta Pakuan memilih untuk meminjam dana dari perbankan. Telah ada Perpres nomor 46 tahun 2019 mengenai pemberian jaminan dan subsidi bunga oleh Pemerintah Pusat dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum. Di dalam Perpres itu menyebutkan bahwa akan mensubsidi bunga sebesar 5 persen.
Maka dari itu, kata dia, ada tahapan-tahapan yang dilalui, untuk mendapatkan subsidi 5 persen dari pemerintah pusat, perlu menggunakan fasilitas DPRD untuk pengajuan, sehingga harus izin wali kota dan DPRD, karena Pemkot Bogor sebagai garantor terhadap pinjaman itu.
"Jadi berapa pun kita deal sama perbankan komersial, 5 persen itu langsung dibayarkan oleh pemerintah pusat," ujarnya.
Penjelasan Tirta Pakuan Bogor soal rencana pinjam dana Rp64 miliar
Kamis, 26 Mei 2022 5:56 WIB