Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menjelang akhir pekan diproyeksikan masih terkoreksi dipicu ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan yang agresif oleh bank sentral AS The Federal Reserve.
Rupiah pagi ini bergerak melemah 14 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp14.612 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.598 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah melemah dipicu kekhawatiran pengetatan moneter agresif The Fed
"Rupiah mungkin masih bisa tertekan terhadap dolar AS karena ekspektasi pengetatan moneter AS yang agresif masih tinggi di pasar," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Semalam dalam suatu wawancara, Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell menegaskan lagi niat bank sentral untuk mengendalikan inflasi dengan melakukan pengetatan moneter yang lebih agresif.
Powell juga mengatakan bahwa pada Juni dan Juli 2022, suku bunga akan dinaikkan lagi sebesar masing-masing 50 basis poin.
Kurs Rupiah diproyeksikan masih lanjut terkoreksi jelang akhir pekan
Jumat, 13 Mei 2022 9:30 WIB