Jakarta (ANTARA) - Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga lebih dari 2 persen pada perdagangan Senin, dinilai terkait dengan kondisi makro ekonomi dunia yang imbasnya dirasakan di dalam negeri.
Perdagangan saham di BEI setelah libur Idul Fitri 2022 diawali dengan penurunan signifikan IHSG hingga di angka 6.911,84 pada pembukaan pasar saham, Senin.
Baca juga: IHSG BEI ditutup melemah kembali ke bawah 7.000
Menurut Dr Gema Merdeka Goeyardi, CEO & Founder perusahaan riset market timing PT Astronacci International, dalam keterangan di Jakarta, Senin, terdapat beberapa poin dari kondisi makro ekonomi yang terjadi di dunia.
Kondisi-kondisi yang mempengaruhi antara lain, nilai inflasi Amerika Serikat, pelemahan nilai tukar rupiah, perang Rusia - Ukraina yang terjadi sejak 24 Februari 2022, harga minyak dunia yang naik, serta kondisi makro ekonomi yang nyaris mirip seperti di tahun 2013.
"Ini bukan salah pemerintah. Ini adalah global disaster post covid yang menyebabkan inflasi yang harus dihadapi bersama. Harga pasti akan naik karena mengikuti global market," ujarnya.