Singapura (ANTARA) - Harga minyak merosot di awal perdagangan Asia pada Jumat, karena kekhawatiran tentang penurunan ekonomi yang dapat mengurangi permintaan minyak mentah bersaing dengan kekhawatiran atas sanksi baru dari Uni Eropa terhadap Rusia, termasuk embargo minyak mentah.
Harga minyak mentah berjangka Brent berkurang 37 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 110,53 dolar AS per barel pada pukul 00.15 GMT. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 33 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 107,93 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak naik setelah Uni Eropa usulkan larangan impor minyak Rusia
Bank sentral Inggris (BoE) pada Kamis (5/5/2022) memperingatkan bahwa Inggris berisiko mengalami resesi ganda dan inflasi di atas 10 persen karena menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak 2009, meningkat seperempat poin persentase menjadi 1,0 persen.
Sementara itu saham-saham di Wall Street jatuh karena investor melepaskan investasi berisiko, khawatir The Fed akan menaikkan suku bunga lebih banyak tahun ini untuk menjinakkan inflasi.
Pada sisi pasokan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, Rusia dan produsen sekutu, yang dikenal sebagai OPEC+, setuju seperti yang diharapkan untuk peningkatan bulanan moderat dalam produksi minyak mereka.