New York (ANTARA) - Harga minyak melonjak pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), ketika peningkatan besar dalam persediaan minyak mentah AS gagal menenangkan kekhawatiran tentang ketatnya pasokan global, dengan para pedagang minyak utama diperkirakan akan menghindari barel Rusia.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni melambung 4,14 dolar AS atau 4,0 persen, menjadi menetap di 108,78 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 3,65 dolar AS atau 3,7 persen, menjadi ditutup di 104,25 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak naik, kekhawatiran pasokan imbangi data lemah China dan Jepang
Keuntungan datang sehari setelah kedua harga acuan minyak meningkat lebih dari 6,0 persen. Pasar minyak telah berayun liar saat pengguna akhir dan pedagang telah mencoba untuk mengukur gangguan dalam ekspor harian Rusia setelah invasi ke Ukraina. Sebagian besar perkiraan berkisar antara 1 juta hingga 3 juta barel per hari.
"Pada akhirnya pasar menjalankan beberapa berita utama dari Rusia, yang menjadi lebih mengancam, dan itu terus menjadi lebih berisiko," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group. "Masih ada perdebatan tentang dampak apa yang akan terjadi."
Pada Selasa (12/4/2022), Presiden AS Joe Biden menuduh Rusia melakukan genosida, dan Amerika Serikat, Prancis, dan Jerman semuanya berjanji untuk mengirim lebih banyak senjata. Biden mencatat sistem artileri, pengangkut personel lapis baja, dan helikopter.
Harga minyak melonjak meskipun ada peningkatan persediaan minyak mentah AS
Kamis, 14 April 2022 6:34 WIB