New York (ANTARA) - Harga minyak jatuh sekitar empat persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan minyak mentah Brent jatuh di bawah 100 dolar AS per barel di tengah kekhawatiran bahwa pandemi COVID-19 akan memangkas permintaan di China, ketika negara-negara Badan Energi Internasional (IEA) berencana untuk merilis rekor volume minyak dari stok strategis.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni merosot 4,30 dolar AS atau 4,2 persen, menjadi menetap di 98,48 dolar AS per barel, penutupan terendah untuk Brent sejak 16 Maret.
Baca juga: Harga minyak turun tertekan kekhawatiran "lockdown" China dan rilis cadangan
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei tergelincir 3,97 dolar AS atau 4,0 persen, menjadi ditutup di 94,29 dolar AS per barel, penutupan terendah sejak 25 Februari, sehari setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina, tindakan yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus."
Konsumsi bahan bakar di China, importir minyak terbesar dunia, telah terhenti akibat penguncian COVID-19 di Shanghai, kata analis di konsultan Eurasia Group. Shanghai, pusat keuangan China, mulai melonggarkan penguncian di beberapa daerah pada Senin (11/4/2022) meskipun melaporkan rekor lebih dari 25.000 infeksi baru COVID-19.
"Bahkan ketika pembatasan di Shanghai dicabut, kebijakan nol-Covid China kemungkinan akan tetap menjadi hambatan permintaan," kata Eurasia Group, mencatat penguncian Shanghai kemungkinan mengurangi konsumsi minyak keseluruhan China hingga 1,3 juta barel per hari (bph).
Harga minyak jatuh di bawah 100 dolar saat penguncian China, rilis cadangan
Selasa, 12 April 2022 8:14 WIB