Kementerian Agama, kata dia, selalu menggunakan dua metode yang tidak terpisahkan satu sama lain yakni hisab (perhitungan) dan rukyat (melihat langsung keberadaan hilal).
"Dua metode ini bukan yang dipertentangkan. Kedua metode ini yang saling melengkapi satu sama lain, karena keduanya sama pentingnya," ujar Menag.
Sebelumnya, Kementerian Agama menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1443 Hijriah/2022 Masehi jatuh pada Minggu (3/4), usai diputuskan melalui sidang isbat pada Jumat.
"Secara mufakat bahwa 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada hari Ahad (Minggu) 3 April 2022," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Baca juga: Tim Observatorium Bosscha ikut lakukan pengamatan hilal
Sidang isbat ini diikuti sejumlah perwakilan organisasi keagamaan, ahli astronomi, serta tamu undangan lainnya. Sidang isbat sendiri digelar Jumat sejak pukul 17.00 WIB sampai ditutup dengan penetapan awal puasa tahun ini.
Kegiatan diawali paparan secara terbuka mengenai posisi bulan sabit baru (hilal) berdasarkan data astronomi oleh para pakar.
Sidang Isbat mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal.