Sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina telah mengganggu pasokan minyak dan mendorong harga minyak ke hampir 140 dolar AS per barel, tertinggi dalam sekitar 14 tahun.
Penguncian baru di Shanghai untuk mengekang meningkatnya kasus virus corona juga menekan harga pada Selasa (29/3/2022) karena pasar khawatir tentang penurunan permintaan China. Shanghai menyumbang sekitar 4,0 persen dari konsumsi minyak China, kata analis ANZ Research.
Baca juga: Harga minyak anjlok di tengah kekhawatiran permintaan China lebih lemah
Lockdown telah mengurangi konsumsi bahan bakar transportasi di China ke titik di mana beberapa penyulingan independen mencoba menjual kembali minyak mentah yang dibeli untuk pengiriman selama dua bulan ke depan, kata para pedagang dan analis.
Melemahnya permintaan minyak global diperkirakan akan bertahan hingga April dan Mei, kata wakil presiden senior analisis Rystad Energy, Claudio Galimberti, mengutip ketegangan Rusia-Ukraina, harga minyak yang tinggi, dan situasi COVID-19 di China.
Stok minyak mentah AS turun 3 juta barel pekan lalu, menurut sumber pasar, mengutip angka American Petroleum Institute, lebih curam dari penurunan 1,0 juta yang diperkirakan oleh analis yang disurvei oleh Reuters. Data persediaan pemerintah akan dirilis pada Rabu.
Minyak jatuh dipicu pembicaraan damai Rusia-Ukraina
Rabu, 30 Maret 2022 6:23 WIB