Arab Saudi pada Senin (21/3/2022) mengatakan tidak akan bertanggung jawab atas kekurangan pasokan minyak global setelah serangan ini, sebagai tanda meningkatnya frustrasi Saudi dengan penanganan Washington terhadap Yaman dan Iran.
Baca juga: Harga minyak menguat tetapi catat penurunan mingguan kedua berturut-turut
Laporan terbaru dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia atau dikenal sebagai OPEC+, menunjukkan beberapa produsen masih kurang dari kuota pasokan yang disepakati.
Harga minyak juga sensitif terhadap pembicaraan tentang Hong Kong yang mencabut pembatasan COVID-19, yang dapat meningkatkan permintaan, dan semakin banyaknya perusahaan AS yang mundur dari Rusia - termasuk Baker Hughes, ExxonMobil, Shell dan BP.