"Ayah ini kalau berburu bisa berbulan-bulan, bahkan pernah satu tahun lebih tidak pulang dan tidak ada kabar," kata Muhammad.
"Kami sekeluarga sangat mendukung keputusan ini, apa lagi ayah ini orangnya kalau sudah berjanji selalu ditepati, tidak pernah ia langgar," ia menambahkan.
Tersisa 30
Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat Wilayah III Sumatera Selatan-Bengkulu Zainudin menjelaskan bahwa berdasarkan hasil temuan tim patroli dan pantauan kamera jebak, populasi harimau sumatera (Panthera trigris sumatrae) diperkirakan tinggal 30.
Menurut dia, berkurangnya populasi harimau sumatera tidak lepas dari kegiatan perburuan harimau, yang antara lain terjadi di daerah Mukomuko di Bengkulu serta Musirawas dan Musirawas Utara di Sumatera Selatan.
Guna mengatasi masalah perburuan harimau, Lingkar Inisiatif sejak tahun 2021 melakukan patroli untuk membersihkan jerat serta mendampingi para pemburu beralih profesi.
"Penurunan perburuan sampai 50 persen. Kalau indikatornya temuan jerat, temuan jerat sudah sangat sedikit di lapangan jika dibandingkan dengan dua tiga tahun ke belakang," kata Zainudin.
"Karena teman-teman rutin patroli, ketemu dimusnahkan. Tapi setiap patroli ada saja yang ketemu, tapi tidak banyak dibanding tahun 2020 ke bawah, itu masih banyak, 2.000- an," ia menambahkan.