Di antara anggota tim Smart Patrol dari Lingkar Inisiatif yang menyusuri hutan Taman Nasional Kerinci Seblat di Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatra Selatan, ada Mawi.
Hanya dengan mengenakan sendal, pria berusia 74 tahun yang sebelumnya biasa keluar masuk hutan untuk memburu harimau itu membantu tim patroli mencari perangkap harimau di Taman Nasional Kerinci Seblat Wilayah III Sumatera Selatan-Bengkulu.
Mawi terlihat leluasa menelusuri kawasan hutan. Saat masih memburu harimau untuk menghidupi istri dan enam anaknya, dia bisa sampai berbulan-bulan tinggal di tengah rimba sehingga memahami seluk beluknya.
Mawi menuturkan bahwa pada masa itu dia tidak punya pilihan cara lain untuk memperoleh penghasilan selain memburu harimau di hutan.
"Bukan saya mau, tapi saat itu saya terpaksa," kata Mawi, yang sekarang sudah punya 11 cucu.
Baca juga: Spektrum - Menjajal empat wisata susur gua paling "kece" di Jabar
Mawi tidak punya ladang, kebun, atau pekerjaan tetap untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang tinggal di Dusun KMPI, Desa Muara Tiku, Kabupaten Musi Rawas Utara.
Kondisi itu memaksa dia menempuh jalan berbahaya untuk menafkahi keluarga, memburu harimau di hutan, pekerjaan yang selain membahayakan keselamatan nyawanya juga bisa membuat dia berhadapan dengan hukum.
Hanya dengan mengenakan sendal, pria berusia 74 tahun yang sebelumnya biasa keluar masuk hutan untuk memburu harimau itu membantu tim patroli mencari perangkap harimau di Taman Nasional Kerinci Seblat Wilayah III Sumatera Selatan-Bengkulu.
Mawi terlihat leluasa menelusuri kawasan hutan. Saat masih memburu harimau untuk menghidupi istri dan enam anaknya, dia bisa sampai berbulan-bulan tinggal di tengah rimba sehingga memahami seluk beluknya.
Mawi menuturkan bahwa pada masa itu dia tidak punya pilihan cara lain untuk memperoleh penghasilan selain memburu harimau di hutan.
"Bukan saya mau, tapi saat itu saya terpaksa," kata Mawi, yang sekarang sudah punya 11 cucu.
Baca juga: Spektrum - Menjajal empat wisata susur gua paling "kece" di Jabar
Mawi tidak punya ladang, kebun, atau pekerjaan tetap untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang tinggal di Dusun KMPI, Desa Muara Tiku, Kabupaten Musi Rawas Utara.
Kondisi itu memaksa dia menempuh jalan berbahaya untuk menafkahi keluarga, memburu harimau di hutan, pekerjaan yang selain membahayakan keselamatan nyawanya juga bisa membuat dia berhadapan dengan hukum.