"Saya masih memperkirakan lebih banyak volatilitas. Masih banyak ketidakpastian di luar sana," kata Justin Smirk, ekonom senior di Westpac di Sydney.
Krisis pasokan dari sanksi terhadap Rusia, pembicaraan nuklir yang tersendat-sendat dengan Iran, berkurangnya stok minyak dan kekhawatiran tentang lonjakan kasus COVID-19 di China yang memukul permintaan semua mendorong perjalanan rollercoaster selama seminggu.
Baca juga: Harga minyak melonjak di Asia setelah IEA peringatkan kekurangan pasokan
Analis mengatakan pidato Putin, komentar dari juru bicara Kremlin yang mengatakan laporan kemajuan besar dalam pembicaraan damai adalah "salah" dan Presiden AS Joe Biden menyebut Putin sebagai "penjahat perang" semuanya memicu gelombang pembelian pada Kamis (17/3/2022).
Volatilitas telah membuat para pemain takut keluar dari pasar minyak, yang pada gilirannya kemungkinan akan memperburuk perubahan harga, kata para pedagang, bankir dan analis.
"Di pasar yang begitu ketat dan pasar surat utang yang tidak likuid - Anda akan mendapatkan beberapa volatilitas," kata Smirk.
Baca juga: Harga minyak berjangka menguat di Asia menyusul peringatan pasokan IEA
Harga minyak melonjak dipicu kurangnya kemajuan pembicaraan Rusia-Ukraina
Jumat, 18 Maret 2022 9:55 WIB