"Kondisi pandemi COVID-19 memaksa sebagian besar pesantren di Jawa Barat untuk bisa membiayai kebutuhan operasional secara sendiri," katanya.
Namun pada kenyataannya dan menjadi masalah, ialah belum semua pesantren di Jawa Barat bisa mandiri secara ekonomi.
Baca juga: Ridwan Kamil sebut OPOP jadi Lokomotif ekonomi keumatan Jawa Barat
"Hal ini mengakibatkan kemunduran pesantren. Padahal, di sisi lain pesantren di Jabar memiliki potensi besar untuk mandiri secara ekonomi," katanya.
Hanya saja, sebagian besar masih memerlukan pendampingan usaha, mulai dari penggalian potensi hingga pemasaran.
Alasan itulah yang menjadi landasan mengapa Program OPOP kembali hadir tahun 2022 yakni untuk memecahkan masalah yang terjadi pada pesantren, untuk menciptakan kemandirian umat melalui para santri, masyarakat dan pondok pesantren itu sendiri.