Sumedang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang, Jawa Barat, memastikan seluruh biaya perawatan medis para korban keracunan massal yang menimpa santri di Pondok Pesantren Nuurush Sholah, Cimanggung, ditanggung sepenuhnya oleh negara.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir di Sumedang, Selasa, mengatakan pihaknya merasa prihatin atas musibah ini dan akan memastikan kondisi para santri agar mendapatkan penanganan optimal.
"Pemerintah daerah prihatin atas musibah ini. Untuk pembiayaan seluruh pasien akibat kejadian ini, semuanya ditanggung oleh pemerintah daerah," ujarnya.
Ia menjelaskan tercatat hingga hari ini lebih dari 100 santri terpaksa mendapatkan perawatan medis di berbagai fasilitas kesehatan setelah mengonsumsi makanan dari seorang donatur dalam sebuah kegiatan di pesantren.
Bupati Dony juga menambahkan bahwa kondisi korban kian membaik dan menunjukkan progresif pemulihan yang signifikan.
Ia mengimbau kepada seluruh pengelola lembaga pendidikan dan pesantren untuk lebih selektif dan waspada dalam menerima bantuan makanan dari luar dan berharap para santri dapat segera sehat kembali dan melanjutkan aktivitas belajar serta mendapatkan bimbingan keagamaan di pesantren dengan tenang.
"ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Penting untuk selalu melakukan pengecekan berkala terhadap jenis dan kelayakan makanan yang dikonsumsi di lingkungan pesantren agar kejadian serupa tidak terulang kembali," ucapnya.
Sebelumnya Kepolisian Resor (Polres) Sumedang menurunkan tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) usai kejadian keracunan 116 santri yang terjadi di Pesantren Nuurush Sholaah pada Jumat (19/12) malam.
