New York (ANTARA) - Harga minyak menetap sekitar empat persen lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena Amerika Serikat melarang impor minyak Rusia dan Inggris mengatakan akan menghapusnya secara bertahap hingga akhir tahun, keputusan yang diperkirakan akan lebih mengganggu pasar energi global karena Rusia pengekspor minyak mentah terbesar kedua.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei melonjak 4,77 dolar AS atau 3,9 persen, menjadi menetap di 127,98 dolar AS per barel, setelah mencapai tertinggi sesi di 133,09 dolar AS. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 4,30 dolar AS atau 3,6 persen, menjadi ditutup di 123,70 dolar AS per barel, setelah mencapai tertinggi sesi 129,40 dolar AS.
Baca juga: Minyak dan komoditas melonjak di tengah aksi jual saham global
Harga minyak telah melonjak lebih dari 30 persen sejak Rusia menginvasi Ukraina, dan Amerika Serikat serta negara-negara lain memberlakukan serangkaian sanksi. Sanksi tersebut telah mengubah ekspor minyak dan gas Rusia bahkan sebelum larangan tersebut, karena para pedagang berusaha untuk menghindari pelanggaran sanksi di masa depan.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan larangan impor minyak Rusia dan energi lainnya. Inggris mengatakan akan menghentikan impor minyak dan produk minyak Rusia pada akhir 2022, memberi pasar dan bisnis waktu untuk menemukan alternatif.
Rusia mengirimkan 7 juta hingga 8 juta barel per hari minyak mentah dan bahan bakar ke pasar global.
Minyak melonjak karena AS larang impor minyak mentah Rusia
Rabu, 9 Maret 2022 6:34 WIB