Sebagai Ketua G20 tahun ini, Indonesia akan dipojokkan dalam posisi yang sulit. Kalangan publik yang kurang peka terhadap nuansa diplomasi dan diskursus sejarah Eropa memvonis Indonesia tidak tegas. Padahal Indonesia secara kategoris telah menolak agresi Moskow dan mendukung Resolusi PBB yang mengecam invasi Rusia dan menuntut penarikan mundur pasukan dari Ukraina.
“Kita ikut menjadi bagian dari sponsor resolusi tersebut, dan bahkan ikut di dalam proses merumuskan beberapa elemen dari resolusi," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah. Pada saat Indonesia tegas mendukung Resolusi PBB itu, tiga negara G20 – Afrika Selatan, China dan India - justru “abstain” saat voting.
Sungguh munafik jika ada anggota G20 yang akan menekan kepemimpinan Indonesia agar bisa menuju suatu G19.
Tengoklah sejarah. Delapan bulan setelah Rusia melakukan invasi ke semenanjung Krimea, Putin disambut baik oleh Perdana Menteri Australia saat itu, Tony Abbott, di KTT 20 Brisbane 2014. Bahkan di KTT itu Putin dan Abbott serta pimpinan dunia lainnya seperti Presiden Amerika Barack Obama, berpose akrab sambil menggendong Koala yang menjadi ikon Australia.
Sama seperti Resolusi PBB yang dikeluarkan 2 Maret lalu, pada Maret 2014 pasca-aneksasi Krimea, PBB juga mengeluarkan resolusi yang mendukung integritas wilayah Ukraina dan menolak referendum pro-Rusia di Krimea. Empat anggota G20 abstain: Afrika Selatan, Brazil, China, dan India.
Bagaimana Indonesia saat itu? Konsisten menolak agresi dan aneksasi militer serta mendukung Resolusi PBB tahun 2014. Sungguh aneh jika ada yang masih menganggap Indonesia tidak berpihak atau ambigu dalam kebijakannya.
Dalam posisinya sebagai Ketua G20, Indonesia terseret dalam eskalasi pusaran strategi Pembendungan (Politics of Containment) yang dilancarkan negara Barat menghadapi invasi Rusia ke Ukraina. Strategi yang terdiri atas tiga jurus: isolasi politik, pelemahan ekonomi Rusia, dan destabilisasi internal dengan mengoyak kebanggaan nasional (national pride).
Telaah - Keberpihakan Indonesia dan kemunafikan 'G19'
Minggu, 6 Maret 2022 16:56 WIB