Seorang pejabat senior Uni Eropa mengatakan pada Jumat (18/2/2022) kesepakatan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran 2015 "sangat sangat dekat".
Analis mengatakan pasar tetap ketat, dan setiap penambahan minyak akan membantu, tetapi harga akan tetap bergejolak dalam waktu dekat karena minyak mentah Iran kemungkinan hanya akan kembali akhir tahun ini.
Baca juga: Harga minyak jatuh dua persen, pembicaraan Iran imbangi krisis Ukraina
"Ada begitu banyak tekanan geopolitik sehingga sulit untuk mengetahui apa jawabannya (pada pergerakan pasar) - dengan Ukraina dan Iran," kata Analis Komoditas National Australia Bank Baden Moore.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Rusia akan terputus dari pasar keuangan internasional dan ditolak akses ke ekspor utama yang diperlukan untuk memodernisasi ekonominya jika menginvasi Ukraina.
"Jika invasi Rusia terjadi seperti yang telah diperingatkan AS dan Inggris dalam beberapa hari terakhir, Brent berjangka bisa melonjak di atas 100 dolar AS per barel, bahkan jika kesepakatan Iran tercapai," kata Analis Commonwealth Bank Vivek Dhar dalam sebuah catatan.
Baca juga: Harga minyak turun, Prancis dan Iran sebut lebih dekat ke kesepakatan nuklir