Chicago (ANTARA) - Emas memperpanjang kenaikannya untuk sesi kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), kembali di atas level 1.800 dolar untuk pertama kalinya dalam hampir seminggu didorong melemahnya dolar AS dan ketegangan yang sedang berlangsung di Ukraina.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terangkat 5,10 dolar AS atau 0,3 persen, menjadi menetap di 1.801,50 dolar AS per ounce. Ini merupakan penyelesaian kontrak teraktif tertinggi sejak 26 Januari, menurut data FactSet.
Baca juga: Harga emas menguat, tapi catat kerugian bulanan terburuk sejak September
Sehari sebelumnya, Senin (31/1/2022), emas berjangka meningkat 9,80 dolar AS atau hampir 0,6 persen menjadi 1.796,40 dolar AS, setelah jatuh 8,4 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.786,60 dolar AS pada Jumat (28/1/2022), dan anjlok 36,6 dolar AS atau 2,0 persen menjadi 1.793,10 dolar AS pada Kamis (27/1/2022).
"Emas terus ditarik bolak-balik karena pasang surut pasar obligasi AS, serta kekuatan dolar AS," kata Michael Hewson, kepala analis pasar di CMC Markets UK. Namun, kelemahan di pasar mata uang Selasa (1/2/2022) tampaknya membantu mendukung emas, tambahnya.
The Fed terdengar jauh lebih dovish pada Senin (31/1/2022) daripada yang mereka lakukan minggu lalu dan sebagai akibatnya, kami telah melihat dolar mundur dan harga aset reli yang "hampir secara khusus karena pembicaraan Fed kemarin", kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Harga emas terdongkrak 5,10 dolar, kembali bertengger di atas 1.800 dolar
Rabu, 2 Februari 2022 7:07 WIB