"Kami melihat aksi ambil untung pada Senin (24/1/2021) ketika harga bergerak lebih tinggi dan ketika Wall Street sementara tenggelam di tengah kekhawatiran atas kebijakan Federal Reserve AS untuk mengurangi stimulus ekonomi, tetapi selera beli untuk minyak tetap solid," katanya.
Baca juga: Harga minyak menguat di Asia dipicu kekhawatiran pasokan yang lebih ketat
Hari yang penuh gejolak di Wall Street melihat saham berakhir lebih tinggi setelah membukukan kerugian besar pada lebih separuh hari perdagangan, karena ketidakpastian atas meningkatnya ketegangan geopolitik dan kebijakan Fed mendorong aset safe haven.
NATO mengatakan pada Senin (24/1/2022) bahwa pihaknya menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan memperkuat Eropa timur dengan lebih banyak kapal dan jet tempur, dalam apa yang dikecam Rusia sebagai "histeria" Barat sebagai tanggapan atas penumpukan pasukannya di perbatasan Ukraina.
Di Timur Tengah, gerakan Houthi Yaman, yang bersekutu dengan Iran, meluncurkan serangan rudal di Uni Emirat Arab pada Senin (24/1/2022) yang menargetkan pangkalan yang menampung militer AS, tetapi digagalkan oleh pencegat Patriot buatan AS, kata pejabat AS dan Emirat.
Sementara itu, persediaan minyak AS yang lebih rendah juga memberikan dukungan, dengan persediaan minyak mentah di sekitar titik pengiriman WTI di Cushing di Oklahoma pada level terendah untuk sepanjang tahun ini sejak 2012.
Investor portofolio menambah posisi bullish mereka dalam minyak untuk minggu kelima berturut-turut, ketika gelombang terburuk dari infeksi virus corona berlalu dan pemerintah mulai mencabut pembatasan bisnis dan perjalanan.
Baca juga: Minyak turun, tapi naik untuk pekan ke-5 karena kekhawatiran pasokan
Harga minyak naik dipicu gangguan pasokan, ketegangan geopolitik meningkat
Selasa, 25 Januari 2022 10:06 WIB