ANTARAJAWABARAT.com, 15/11 - Front Pembela Islam (FPI) mendukung hukuman mati bagi para koruptor bahkan bila perlu hukuman minimal bagi koruptor ialah dipotong tangannya.
"Ya, saya mendukung hukuman mati bagi para koruptor, sekurang-kurangnya para koruptor itu dipotong tangannya," kata Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab di Bandung, Selasa.
Ditemui usai mengisi ceramah tabligh akbar di Lapangan Gasibu Bandung, Habib menyatakan, kejahatan korupsi yang dilakukan oleh para koruptor bukanlah kejahatan biasa-biasa saja namun kejahatan luar biasa dan wajib dibumihanguskan dari muka bumi Indonesia ini.
"Berapa banyak perusahaan yang gulung tikar karena korupsi dan berapa banyak warga Indonesia yang hilang mata pencahariannya karena di PHK," kata Habib.
Ia menilai hukum bagi para koruptor masih lemah dan masih pandang bulu terhadap para koruptor.
"Orang yang mencuri Rp600 ribu pakai apa mencurinya. Tangan kan, jadi tangannya harus dipotong. Terus koruptor yang mencuri uang negara Rp6 triliun pakai apa mencurinya. Pakai otak kan, jadi apa yang harus dipotongnya, leher kan," ujarnya.
Pada acara tabligh akbar tersebut, FPI juga menolak kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada KTT ASEAN, November 2011, di Bali.
"Kami Front Pembela Islam menolak kedatangan Obama karena Obama masih mendukung penjajahan Israel atas Palestina," kata Habib.
Menurutnya, sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar UUD 1945 yang menyatakan bahwa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan maka sudah selayaknya Indonesia menolak kedatangan Obama
"Obama menjadi duri dalam keikutsertaan Palestina bergabung dengan PBB. Sudah semestinya Obama tidak dijadikan tamu kehormatan di Indonesia, karena Indonesia menolak segala bentuk penjajahan sesuai dengan amanat UUD 45," katanya.
ajat