Jakarta (ANTARA) - "Serangan adalah rahasia dari pertahanan. Pertahanan itu sendiri adalah perencanaan untuk menyerang," kata pakar strategi militer China, Sun Tzu.
Menjejali pikiran soal menyerang dan menyerang, tanpa melupakan pertahanan tentunya, mau tak mau mesti dilakukan oleh tim nasional Indonesia saat menghadapi Thailand pada laga leg kedua final Piala AFF 2020 kontra Thailand, Sabtu (1/1), di Stadion Nasional, Singapura, mulai pukul 19.30 WIB.
Baca juga: Pelatih Thailand minta pemainnya tidak terbuai menang telak atas Indonesia
Gol demi gol harus dihasilkan lantaran pada leg pertama, Rabu (29/12), skuad Garuda takluk dengan skor telak 0-4. Untuk melampaui lawan dan menjadi juara turnamen, Indonesia setidak-tidaknya melesakkan lima gol. Atau, paling tidak, menyamakan agregat dan memaksakan pertandingan berlanjut ke babak tambahan dan, jika diperlukan, adu penalti.
Perjuangan ke arah sana tak dimungkiri berat. Timnas Thailand berisikan pemain berpengalaman, sementara para personel Indonesia mayoritas masih "hijau" dan berstatus debutan di Piala AFF.
Namun, selalu ada peluang untuk membuat kejutan. Dalam sejarah Piala AFF, memang belum pernah ada kesebelasan yang mengejar ketinggalan setelah takluk dengan selisih empat gol pada leg pertama.
Akan tetapi, di kancah sepak bola dunia, pernah terjadi situasi di mana klub Spanyol, Barcelona mampu menyingkirkan tim Prancis, Paris Saint-Germain (PSG) dari Liga Champions UEFA musim 2016-2017 meski kalah 0-4 pada leg pertama.
Spektrum - Thailand versus Indonesia, Garuda mesti menyerang untuk menang
Sabtu, 1 Januari 2022 16:32 WIB