Ia mengapresiasi kepada masyarakat sekitar yang selalu mengingatkan PDAM jika terjadi sesuatu. Seperti pergeseran tapak sampai kondisi lingkungan.
"Luar biasa, kolaborasi dengan komunitas juga masyarakat, mereka ikut mengelola. Kami diingatkan juga bahwa adanya pergeseran tepak, penebang pohon di sini. Warga begitu fokus dan konsen dalam kondisi lingkungan," ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Cinta Alam Indonesia (CAI) Kota Bandung, Yadi Supriadi menyampaikan, bangunan tersebut sebagai warisan yang memiliki nilai sejarah.
Baca juga: Museum Digital Bekasi mulai Sabtu dibuka untuk umum
"Ini memiliki nilai ketika keberadaan gedung. Tradisi seke dan konservasi harus dipertahankan, karena menjadi penting harus dijaga sebagai seke selir," jelasnya.
"Tentu saja konservasi harus dipelihara sebagai warisan untuk turunan kami ke depan, " tambahnya.
Gedong cai, lanjut Yadi perlu dipelihara semua masyarakat juga dibantu oleh aparatur setempat.
"Ini penting menjadi pergerakan kawasan dibantu oleh banyak pihak, militer, komunitas dan masyarakat. Ini menjaga warisan, " tuturnya.
100 tahun Gedung Cai Tjibadak sebagai sumber air baku warga Bandung
Rabu, 29 Desember 2021 15:53 WIB
![100 tahun Gedung Cai Tjibadak sebagai sumber air baku warga Bandung](https://cdn.antaranews.com/cache/800x533/2021/12/29/Tjibadak.jpg)
Gedung Cai Tjibadak yang terletak di Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap Kota Bandung berusia satu abad atau 100 tahun. (Humas Pemkot Bandung)