New York (ANTARA) - Harga minyak menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan minyak mentah Brent mengakhiri sesi di dekat 80 dolar AS per barel meskipun terjadi penyebaran cepat varian virus corona Omicron, didukung oleh gangguan pasokan dan ekspektasi bahwa persediaan AS turun minggu lalu.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari ditutup naik 34 sen atau 0,4 persen, menjadi 78,94 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari menguat 41 sen atau 0,5 persen, menjadi menetap di 75,98 dolar AS per barel.
Baca juga: Minyak dekati harga tertinggi di Asia saat kekhawatiran Omicron reda
Kedua kontrak tersebut diperdagangkan pada level tertinggi dalam sebulan, dibantu oleh penguatan di ekuitas AS.
"Pasar saham tampaknya siap untuk menyelesaikan tahun ini pada atau mendekati rekor tertinggi yang akan berdampak ke pasar minyak mendorong nilai minyak mentah lebih tinggi," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.
"Dukungan datang juga dari gangguan produksi agregat tinggi di Ekuador, Libya dan Nigeria dan ekspektasi penurunan besar lain dalam persediaan minyak mentah AS," kata analis minyak UBS Giovanni Staunovo.
