Cianjur (ANTARA) - Sekitar seribu kepala keluarga di Kecamatan Cidaun, Cianjur, Jawa Barat, terisolir akibat putusnya dua jembatan yang menjadi akses utama warga untuk beraktivitas, terutama aktivitas perekonomian, sehingga BPBD Cianjur, segera berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulan Bencana.
"Kami langsung mengajukan ke BNPB, agar jembatan yang putus segera diperbaiki karena seribuan kepala keluarga dengan jumlah jiwa lebih dari belasan ribu, saat ini terisolir karena tidak ada akses jalan alternatif yang dapat digunakan," kata Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Labis saat dihubungi Sabtu.
Baca juga: Dua jembatan di Cianjur putus akibat terbawa arus air sungai
Selang satu hari, setelah dua jembatan putus, pihaknya langsung mengadakan rapat dengan PUPR maupun instansi terkait di Pemkab Cianjur, untuk membahas perbaikan, dan peserta rapat sepakat untuk mengajukan ke BNPB karena kalau dari APBD tidak tersedia dalam waktu dekat.
Bahkan setelah disampaikan secara lisan dan disusul dengan proposal pengajuan, pihak BNPB segera mengabulkan permohonan perbaikan dua jembatan gantung yang putus, namun meminta kelengkapan administrasi segera dipenuhi.
"Kami sedang melengkapi persyaratannya karena masih ada yang kurang. Semoga secepatnya dapat terealisasi, sehingga seribuan kepala keluarga di lima desa di Kecamatan Cidaun, dapat kembali beraktivitas seperti biasa," katanya.Sebelumnya, dua jembatan yang putus, Jembatan Datar Bolang dan Cisarakan yang menghubungkan Desa Neglasari, Cibuluh, Cimaragang, Karangwangi dan Gelarpawitan, akibat derasnya air sungai setelah hujan turun deras dengan intensitas tinggi selama satu pekan terakhir.
Baca juga: 33 jembatan berhasil dibangun Pemkab Bogor dalam setahun
"Jembatan putus dan ambruk akibat luapan sungai Cimaragang setelah diguyur hujan deras, kedua jembatan tersebut, merupakan akses utama penghubung lima desa di Kecamatan Cidaun, akibatnya sekitar 15 ribu jiwa terisolir," kata Kepala Desa Gelarpawitan, Heri Kuswanto.
Hingga saat ini, aktivitas warga di kelima desa lumpuh total, namun warga yang terpaksa melakukan aktifitas harus menantang maut menyeberangi sungai berarus deras. "Tidak ada akses jalan lain, selain menyeberangi sungai kalau hendak bepergian, sehingga kami berharap segera dibangun kembali jembatan yang putus," katanya.*