Di sisi lain, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengungkapkan bahwa kegiatan hortikultura tidak lepas dari listrik karena banyak kegiatan maupun aktivitas hortikultura membutuhkan tenaga listrik.
Menurutnya, aktivitas hortikultura yang dekat dengan listrik tidak hanya di kota, tetapi juga di desa, bahkan sampai ke pelosok daerah.
"Saya percaya jika hortikultura yang modern, semakin baik dan menjangkau daerah sampai ke pelosok bisa meningkatkan ekonomi para petani," papar Prihasto.
Melihat kesuksesan program electrifying agriculture di Enrekang, Sulawesi Selatan, dia optimistis sektor hortikultura Indonesia memiliki masa depan yang cerah.
Selain berhasil menekan 60-70 persen ongkos petani bawang, lampu-lampu yang dipasang di lahan pertanian juga mengurangi penggunaan pestisida secara signifikan, sehingga meningkatkan kualitas bawang.
Keuntungan lain, sentra pertanian bawang di Enrekang bahkan saat ini menjadi kawasan agrowisata. Lampu light trap yang terang dengan beragam warna menarik masyarakat untuk datang menawarkan wisata malam yang eksotis dan indah.
"Saya berharap kerja sama ini terus berlanjut sampai ke pelosok, daerah terpencil. Mudah-mudahan dengan kerja sama ini bisa memberikan yang terbaik bagi petani pada umumnya dan petani hortikultura pada khususnya," ucap Prihasto.
PLN komitmen hadirkan listrik andal untuk pertanian hortikultura
Kamis, 23 Desember 2021 16:30 WIB