New York (ANTARA) - Minyak berjangka melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), di tengah kekhawatiran bahwa meningkatnya kasus virus corona di seluruh dunia dapat mengurangi permintaan minyak mentah karena keraguan baru muncul tentang efektivitas vaksin terhadap varian Omicron.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari turun 76 sen atau 1,0 persen, menjadi menetap di 74,39 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari kehilangan 38 sen atau 0,5 persen, menjadi ditutup di 71,29 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Baca juga: Minyak mentah Indonesia turun 1,67 dolar AS pada November
Varian Omicron, dilaporkan di lebih dari 60 negara, menimbulkan risiko global "sangat tinggi", dengan beberapa bukti bahwa varian tersebut menghindari perlindungan vaksin, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. (WHO).
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak menaikkan perkiraan permintaan minyak dunia untuk kuartal pertama 2022 tetapi mempertahankan prediksi pertumbuhan setahun penuh, mengatakan varian Omicron akan memiliki dampak ringan karena dunia terbiasa menghadapi pandemi COVID-19.
Pemerintah-pemerintah di seluruh dunia, termasuk Inggris dan Norwegia, memperketat pembatasan untuk menghentikan penyebaran varian Omicron.