Jakarta (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) meraih juara pertama Lomba Orasi Unjuk Rasa Piala Kapolri 2021 mengalahkan lima finalis perwakilan dari lima zona wilayah Indonesia, dengan membawa pulang hadiah berupa sertifikat dan uang senilai Rp175 juta.
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, penampilan seluruh peserta Lomba Orasi Unjuk Rasa bagus dalam berekspresi dan menyampaikan pendapatnya di muka umum hingga menyulitkan dewan juri untuk memilih juara.
Baca juga: Lomba Orasi Unjuk Rasa Piala Kapolri, ada hadiahnya
"Kami semua melihat dalam tayangan bagaimana penyampaian ekspresi, penyampaian pesan betul-betul menyentuh. Membuat tentunya seluruh dewan juri sedikit sulit menentukan mana yang jadi pemenang," ujar Sigit dalam penutupan Lomba Orasi Unjuk Rasa Piala Kapolri di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat.
Total ada enam tim yang melaju ke tingkat pusat untuk berkompetisi mengikuti final Lomba Orasi Unjuk Rasa Piala Kapolri 2021 di Mabes Polri. Keenam tim ini merupakan juara lomba serupa di tingkat polda, mewakili enam zona wilayah Indonesia.
Enam tim ini mengalahkan 243 tim yang mendaftarkan diri sebagai peserta lomba dari seluruh Indonesia.Sigit mengapresiasi kualitas keenam tim berekspresi dan menyampaikan pendapatnya di muka umum. Sejalan dengan amanat konstitusi Indonesia yang menghargai kebebasan demokrasi.
Baca juga: Peserta lomba mural dipersilakan kreasikan kritikan ke Polri
"Perlu dipahami seluruh masyarakat, Bangsa Indonesia tentunya juga seluruh pemangku kepentingan termasuk di dalamnya adalah Polri yang selalu berhadapan tiap hari dengan kegiatan unjuk rasa," kata Sigit.
Sigit menekankan, apabila ada kegiatan unjuk rasa berlangsung sesuai aturan perundang-undangan maka kewajiban bagi seluruh anggota Polri untuk mengamankan agar pelaksanaan penyampaikan pendapat di muka umum terselenggara dengan baik.
"Pesan saya bagaimana kemudian di alam demokrasi makin hari makin baik ini maka kebebasan menyampaikan ekspresi kritik aspirasi betul-betul bisa berjalan dengan baik," ujar Sigit.
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik menyebutkan, beberapa pihak menilai Lomba Orasi Unjuk Rasa Piala Kapolri tidak lazim dan tidak wajar.Namun, dirinya mengapresiasi inisiatif Kapolri beserta jajaran yang menyelenggarakan lomba tersebut, karena menandai adanya komitmen yang kuat Kapolri untuk menghormati HAM sebagai bagian dari nilai-nilai konstitusi dan perundang-undangan.
"Tetapi di sisi lain tentu saja, sebagai bangsa yang bermartabat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan Pancasila, maka unjuk rasa, orasi atau apapun lah namanya sebaiknya dilakukan dengan jalan yang damai," ucap Damanik.
Sementara itu, Siffa Syina Dalila (22) mahasiwi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya menyebutkan, orasi yang disampaikan mengusung isu soal perundungan dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.
Siffa menyebut motivasi mereka ikut lomba, karena berkenaan dengan Hari HAM, dan juga banyak kasus-kasus yang disuarakan oleh mahasiswa dan masyarakat."Melalui lomba ini adalah jalur terbaik kami menyuarakan aspirasi secara santun, secara tidak langsung mengedukasi masyarakat, dan kami pun teredukasi," kata Siffa.
Untuk juara II lomba ini diraih oleh tim dari Nusa Tenggara Timur membawa pulang hadiah Rp150 juta, dan juara III tim dari Sumatera Barat membawa hadiah Rp125 juta.
Lalu juara harapan tiga dimenangkan oleh tim dari Kalimantan Timur, berhak dengan hadiah Rp60 juta, harapan dua diraih oleh tim Sulawesi Selatan dengan hadiah Rp75 juta dan harapan satu diraih tim Maluku Utara dengan hadiah Rp90 juta.