Cianjur (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menerapkan kewaspadaan sampai tingkat RT terkait pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD), seiring tingginya laporan kasus di sejumlah rumah sakit, hingga Oktober tercatat 224 kasus penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti itu.
Kepala Dinkes Kabupaten Cianjur dr Irvan Nur Fauzi di Cianjur, Selasa mengatakan pihaknya telah menyosialisasikan waspada DBD ke setiap RT, baik dalam penerapan mengubur, menguras, menutup (3M) dan melaporkan secara berjenjang, jika menemukan warga yang terindikasi terkena DBD, agar dapat ditangani cepat dan tuntas, termasuk pengasapan.
Baca juga: Dinkes Cianjur optimistis target vaksinasi 70 persen tercapai dalam dua pekan
"Musim pancaroba ini, kami sudah mengimbau warga untuk meningkatkan waspada DBD sedari dini terkait penanganan maupun pencegahan sampai tingkat RT. Bahkan sosialisasi sudah dilakukan sejak jauh hari, guna menekan korban jiwa akibat DBD, " katanya.
Pelaporan yang dilakukan aparat kecamatan hingga tingkat RT, termasuk tenaga medis di puskesmas hingga rumah sakit, sebagai patokan pihaknya melakukan deteksi dini di lingkungan masyarakat untuk melakukan pencegahan karena puncak DBD sering terjadi saat musim hujan yang puncaknya pada Desember hingga Januari.
Meski di setiap kecamatan dan desa ada tenaga kesehatan yang bertugas melakukan pengawasan dan sosialisasi terkait pencegahan DBD, namun pihaknya tetap mengajak seluruh warga melaporkan setiap kejadian agar dapat segera ditangani, sehingga kasus DBD dapat ditekan, termasuk rajin melakukan 3M.
Baca juga: WNA penyiram air keras terhadap istri siri akan dites kejiwaannya
"Kami belum memfokuskan pengasapan karena dapat dilakukan ketika penderitanya sudah didiagnosis dengan memantau dan melihat jentik. Misal di wilayah itu ada 100 orang dan dari 100 itu 20 orang terjangkit DBD, baru bisa dilakukan pengasapan, " katanya.
Ia membahkan dari ratusan kasus DBD yang dilaporkan didominasi terjadi kawasan perkotaan, Cianjur bagian timur dan beberapa di antaranya di wilayah selatan. "Warga harus rajin membersihkan lingkungan dari genangan air dimana nyamuk dapat bersarang, serta tetap menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungan sekitar," kata Irvan.