“Harapannya melalui pelatihan itu, UMKM di wilayah Indonesia bagian timur dapat onboarding di lima platform e-commerce, yakni Lazada, Shopee, Blibli, Tokopedia, dan Gojek,” kata Saryadi menjelaskan.
Pelatihan tidak hanya sebatas pada UMKM, tetapi juga satuan vokasi yang menghasilkan produk dan jasa. Misalnya di SMK ada teaching factory yang mengembangkan produk dan jasa. Melalui helatan Gernas BBI itu, Kemendikbudristek memberikan kesempatan yang sama pada satuan pendidikan vokasi, baik SMK dan juga perguruan tinggi vokasi untuk mengembangkan produk dan jasanya, layaknya UMKM.
Satuan pendidikan vokasi juga memiliki peranan penting dalam pemberdayaan UMKM di Tanah Air, di antaranya melalui riset terapan serta pendampingan pada UMKM. Kampus vokasi melakukan riset terapan dan memberikan solusinya pada berbagai persoalan yang ada di dunia usaha dan dunia industri (DUDI), termasuk UMKM. Sejumlah kampus vokasi bekerja sama dengan UMKM, baik memberikan solusi teknologi maupun tata kelola.
Baca juga: Indonesia masih butuhkan 9 juta talenta digital
Satuan pendidikan, khususnya jenjang SMK, juga berkolaborasi dengan UMKM untuk memberikan pemanfaatan teknologi digital, terutama advokasi pada penjualan. Kemendikbudristek juga turut memberikan pelatihan digital marketing pada siswa SMK.
Melalui pelatihan itu, siswa SMK dapat berkolaborasi dengan UMKM. Saryadi menjelaskan melalui kemitraan itu, diharapkan setelah lulus siswa SMK tersebut dapat menjadi admin penjualan digital dan juga hadir dalam memberikan konten publikasi UMKM yang baik di ranah media sosial.
Direktur Eksekutif IdEA Arshy Adini mengatakan pelatihan itu tidak hanya diberikan pada UMKM yang digerakkan oleh masyarakat, tetapi juga oleh satuan pendidikan, khususnya pendidikan vokasi.
Produk-produk hasil satuan pendidikan vokasi tersebut turut dipasarkan secara daring, terutama produk-produk yang memiliki potensi untuk berkembang.
“Jadi ada pendampingan khusus bagi UMKM yang masuk ke dalam klasterisasi. Sekarang kami buka sebanyak-banyaknya, tapi nanti kira-kira UMKM yang siap maka akan diberikan pemantapan, seperti mentoring dan kurikulum khusus, terutama yang berasal dari satuan pendidikan,” kata Arshy.
Setiap bulan, terdapat UMKM pilihan yang kemudian produknya ditampilkan di etalase showcase di bandara. Masyarakat dapat membeli produk langsung melalui pemindaian pada QR Code dan pembayarannya juga melalui QRIS. Hal itu dilakukan sebagai bagian untuk meningkatkan transaksi penjualan UMKM di Tanah Air.
“Kami berharap program Gernas BBI ini terus berjalan. Tidak hanya saat pandemi atau setelah pandemi saja, akan tetapi berkelanjutan. Karena ini memang gerakan yang bersejarah, yang mana kementerian dan lembaga beserta swasta bergotong royong untuk membantu UMKM agar lebih terpetakan dan untuk terus berkembang. Kami siap mendukung,” ucap Arshy.