Bandung (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat (Disperindag Jabar) menyatakan kinerja ekspor Provinsi Jabar pada triwulan III 2021 menjadi tertinggi nasional dengan menyumbang 15,02 persen dari total ekspor nasional senilai 164.287 miliar dolar AS.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana dalam siaran pers di Bandung, Jabar, Kamis, mengatakan setelah Jabar, disusul Jawa Timur 16,93 miliar dolar atau 10,31 persen dan Kalimantan Timur 16,11 miliar dolar AS.
"Dengan angka ini, target capaian indikator pertumbuhan nilai ekspor nonmigas Jabar sebesar 10,4 miliar dolar AS, sudah tercapai 8,75 miliar dolar selama Januari hingga September 2021 atau 86,29 persen dari target 2021," kata Arifin.
Dia mengatakan pasca-PPKM darurat dan kenaikan kasus COVID-19, kinerja ekspor nonmigas Jawa Barat terus bergerak naik dan dengan ditopang upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang terus membuka banyak peluang ekspor di masa pandemi.
Menurut Arifin, nilai ekspor nonmigas pada September 2021 mengalami peningkatan 2,07 persen dari Agustus 2021.
Secara kumulatif, neraca perdagangan nonmigas Jabar pada triwulan III atau Januari hingga September 2021 surplus mencapai 16,54 miliar dolar AS.
"Jadi, telah terjadi peningkatan sedikit demi sedikit dari Juli 2021 sampai September 2021, pascapuncak pandemi COVID-19 dan masa PPKM darurat diberlakukan di Jawa Barat," kata dia.
Ia mengatakan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai ekspor 10 golongan barang utama pada September 2021 sebagian besar mengalami peningkatan nilai ekspor.
Kemudian apabila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, ekspor nonmigas dari 10 komoditas utama di September 2021 mengalami kenaikan 30,85 persen.
Peningkatan nilai ekspor terbesar pada September 2021 terjadi pada golongan mesin dan mekanis sebesar 63,98 juta dolar AS (29,64 persen), diikuti kendaraan dan bagian sebesar 40,05 juta dolar AS (11,37 persen).
"Secara kumulatif ekspor golongan barang utama Januari hingga September 2021 menunjukkan penguatan dibanding 2020. Namun ekspor pakaian jadi nonrajut menurun dibanding tahun lalu, sebesar 3,81 persen," katanya.
Kemudian, pangsa pasar terbesar ekspor nonmigas Jabar pada September 2021 adalah Amerika Serikat, yaitu 624,88 juta dolar AS, disusul Jepang 267,39 juta dolar, dan Tiongkok 196 juta dolar.
Peningkatan ekspor Jabar terbesar dialami oleh Vietnam sebesar 27,08 juta dolar AS (27,92 persen), disusul Malaysia sebesar 17,55 juta dolar (22,82 persen) dan Korea Selatan sebesar 17,00 juta dolar (12,05 persen).
“Secara kumulatif ekspor nonmigas ke negara tujuan utama pada 2021 menguat dibanding 2020, namun ekspor ke Singapura mengalami penurunan dibanding tahun lalu, sebesar 7,08 persen," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Rinny Cempaka mengatakan persentase pelaku usaha di Jabar yang mendapatkan pelayanan urusan perdagangan di Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) mencapai 100 persen pada September 2021.
"Ada 142 pelaku usaha yang dilayani di IPSKA Provinsi Jawa Barat pada September 2021. Secara kumulatif sudah 1.230 pelaku usaha yang dilayani dari Januari-September 2021,” tuturnya.
Dari 13 IPSKA di Jabar, IPSKA Kabupaten Bogor tercatat sebagai penerbit surat keterangan asal (SKA) terbesar di September 2021, yang mana mengalami peningkatan jumlah form yang terbit sebesar 5,94 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Disusul IPSKA Kabupaten Bekasi yang merupakan penerbit terbanyak kedua mengalami penurunan penerbitan form SKA 0,03 persen secara bulanan.
"Namun, seluruh IPSKA di Jawa Barat pada September 2021 mengalami penurunan penerbitan form dibandingkan Agustus 2021 kecuali Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten dan Kota Cirebon," tuturnya.
Rinny menuturkan bidang perdagangan luar negeri terus menggelar sejumlah kegiatan agar kinerja perdagangan tetap menguat selama pandemi.
Pertama lewat kegiatan Export Coaching Program yakni pendampingan bagi pelaku usaha yang berorientasi ekspor untuk siap ekspor melalui delapan tahapan yang berlangsung selama kurang lebih satu tahun.
Untuk memecah masalah perdagangan luar negeri, pihaknya juga secara reguler menggelar FGD hingga webinar dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait sekaligus sarana untuk membuka wawasan bagi para peserta terkait perdagangan luar negeri.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wagub Uu Ruzhanul Ulum beberapa kali melakukan pelepasan ekspor produk nonmigas Jabar sepanjang 2021 ini antara lain ke Kosta Rika, Jepang, Denmark, Belanda, Uni Emirat Arab, dan Singapura.
Adapun produk yang dilepas ekspor antara lain serbuk kelapa, kerajinan rotan, kopi, buah-buahan, hingga tekstil.
"Kami juga mengikutsertakan produk-produk unggulan Jabar di Trade Expo Indonesia-Digital Edition 2021, dan Dubai Expo 2020. Selain itu, produk ekspor Jabar rutin kami fasilitasi lewat business matching dan business meeting mulai dengan pengusaha Tunisia, Yunani, Senegal, Tiongkok, Jepang, dan Malaysia," kata Rinny.
Baca juga: Maskapai Garuda angkut komoditas ekspor unggulan Jabar ke Dubai dan China
Baca juga: Di Dubai Expo 2021, Jabar targetkan perluasan pasar ekspor-industri halal
Baca juga: Tiga UKM Jabar binaan Kemendag tembus pasar ekspor