Beijing (ANTARA) - Sedikitnya 54.000 warga dievakuasi akibat banjir melanda wilayah utara dan timur China selama masa libur Hari Nasional.
Selain itu, sebanyak 60 lokasi pertambangan batu bara, 372 pertambangan nonbatu bara, 14 pabrik kimia berbahaya, 1.035 lokasi proyek konstruksi, dan 166 objek wisata di Provinsi Shanxi di wilayah utara China itu ditutup.
Air meluap di wilayah hilir Sungai Fenhe, Provinsi Shanxi. Peristiwa terburuk dalam 40 tahun terakhir, tulis media China, Sabtu.
Lebih dari 100 unit alat berat dan 500 orang dikerahkan untuk membendung tanggul sungai dengan batu sebanyak 5.000 meter kubik, demikian diungkapkan otoritas Shanxi.
Biro meteorologi Provinsi Shanxi memperkirakan banjir akan melanda wilayah timur China itu karena hujan deras turun terus-menerus sejak Jumat (8/10) hingga Sabtu.
Otoritas setempat telah melakukan berbagai tindakan darurat dalam 24 jam terakhir.
Kementerian Sumber Daya Air China telah mengirimkan tujuh satuan tugas khusus ke Shaanxi, Shanxi, Henan, dan Shandong untuk melakukan upaya pengendalian banjir.
Tanah longsor yang menyertai hujan secara terus-menerus sejak Kamis (7/10) telah mengakibatkan satu gedung perkantoran di Provinsi Shaanxi runtuh. Tiga dari empat orang yang tertimbun reruntuhan bangunan tersebut tewas, seperti diberitakan sebelumnya.
Kota Beijing diguyur hujan sejak Sabtu (2/10) hingga Rabu (6/10). Hanya Kamis (7/10) dan Jumat (8/10) cuaca Beijing cerah, namun pada Sabtu kembali hujan.
Libur Hari Nasional yang merupakan peringatan berdirinya Republik Rakyat China berlangsung pada 1-7 Oktober 2021.
Baca juga: Banjir bandang di China tewaskan 14 orang
Baca juga: Banjir dan longsor China selatan tewaskan 20 orang, kerugian Rp8 triliun
Banjir paksa 54.000 warga China dievakuasi, proyek pertambangan ditutup
Sabtu, 9 Oktober 2021 14:31 WIB