Depok (ANTARA) - Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik Universitas Indonesia (UI) meraih sejumlah penghargaan pada ajang Anugerah Humas Indonesia (AHI), yang diumumkan secara daring di akun Youtube “PR INDONESIA”.
Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UI Amelita Lusia dalam keterangannya di Depok, Senin, mengatakan pencapaian ini hasil kerja sama Biro Humas dan KIP UI bersama unit kerja di lingkungan UI dan fakultas/sekolah pascasarjana/program pendidikan vokasi dalam memberikan akses pelayanan terbaik bagi warga UI dan masyarakat umum.
“Semoga UI dapat terus memberikan pelayanan terbaik,” ujarnya.
UI mendapat penghargaan untuk tiga subkategori, yaitu Ruangan Pelayanan Informasi Publik Terinovatif (Gold Winner), Pengelolaan Pelayanan Informasi Publik Terinovatif (Silver Winner), dan Laporan Pelayanan Informasi Publik Terinovatif (Bronze Winner).
Dalam ajang AHI, penilaian dilakukan terhadap dua kategori, yaitu tokoh dan organisasi. Kriteria penilaian untuk tokoh terdiri atas ekspose positif, komunikasi, interaksi, kepemimpinan, dan kebijakan, sedangkan untuk organisasi meliputi ekspose positif, komunikasi, interaksi, kinerja, dan prestasi.
Metode penelitian yang dilakukan oleh panitia dalam menentukan pemenang dengan menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif.
Data analisis dikumpulkan dalam periode waktu 1 Januari-30 Juni 2021 dan sumber data penelitian tercatat 7.015 sumber media daring lokal, 962 media daring nasional, dan 2.338 sumber media daring internasional.
Data ini juga melingkupi data interaksi yang terdapat di media sosial dari tokoh atau institusi yang dinilai.
Direktur Utama Center for Public Relations, Outreach and Communication /CPROCOM Emilia Bassar menjelaskan indikator penilaian semua peserta sudah memanfaatkan teknologi informasi untuk memberikan layanan publik, bahkan beberapa di antaranya menggunakan self-service, dan ada yang bahkan sudah terintegrasi dengan anak perusahaannya, khususnya di lembaga Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Untuk aspek penilaian aksesibilitas, tidak hanya dinilai dari lokasi yang mudah dijangkau, tapi juga ada tidaknya akses bagi difabel,” ujarnya.
Ia menambahkan keberadaan informasi grafis yang menarik yang berisikan informasi dasar pelayanan penting untuk dibuat pada masa pandemi COVID-19 agar masyarakat dapat memahami perubahan-perubahan terkait dengan pelayanan di tengah suasana bekerja dari rumah yang terjadi di sebagian besar institusi dan lembaga.
Menurut dia, kemasan konten di media sosial dari para peserta juga harus lebih bersifat kekinian dan tidak lagi menggunakan pendekatan formal-kaku yang sudah tidak sesuai dengan demografi penikmat media sosial saat ini.
Ariya Sanjaya (Founder dan CEO KAZEE Digital Indonesia), juri AHI, mengatakan secara umum ada dua indikator besar yang dinilai, yaitu sisi "user experience website"/media sosial dan dalam sisi alat pengukuran.
Pada "user experience", terdapat empat hal yang diperhatikan juri, yaitu tersedianya informasi terkait COVID-19 di website dan media sosial institusi/tokoh yang dinilai, kecepatan website, pembaruan website, dan bagaimana masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi ketika pertama kali memulai pencarian (search engine of dimension). Untuk mengukur dampak dan "engagement" dari sistem "user experience" yang sudah dibangun, maka tim juri melakukan metode pengukuran kuantitatif dengan bantuan Search Engine Optimization, Google Analytics, dan Alexa.
AHI Ajang kompetisi kinerja kehumasan pemerintah di kementerian, lembaga negara, pemerintah daerah, BUMN dan BUMD se-Indonesia.
Penghargaan ini diselenggarakan oleh Humas Indonesia yang terdiri atas pakar humas, konsultan/agensi kehumasan independen, pakar pemasaran, dan pakar jenama. Tujuan penyelenggaraan acara untuk mendorong terciptanya peran kehumasan yang strategis dan kontributif bagi pencapaian citra dan reputasi positif lembaga/pemerintahan.
Mengutip rilis dari Humas Indonesia, penyelenggaraan kali ini diikuti 117 lembaga publik dan tokoh nasional.
Dengan mengangkat tema “Inovasi Komunikasi di Masa Pandemi”, mereka memperebutkan posisi terbaik di empat kategori besar, yaitu Pelayanan Informasi Publik Terinovatif, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Terbaik, Pemimpin Terpopuler di Media Digital, dan Institusi Terpopuler di Media Digital.
Penghargaan AHI merupakan apresiasi atas wujud nyata komitmen UI untuk terus memberikan layanan informasi terbaik. Hal ini sejalan dengan era keterbukaan informasi publik yang dimulai setelah disahkan Undang-Undang No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, di mana UI telah turut aktif dalam gerakan keterbukaan informasi dengan membuka layanan permohonan informasi publik Sentra Informasi dan Pelayanan Publik (SIPP) di Gedung Pusat Pelayanan Mahasiswa Terpadu (PPMT) Lantai Dasar, Kampus UI Depok.
Layanan SIPP dapat diakses melalui surat, WhatsApp, surel, dan telepon. Pelayanan SIPP dibuka dari Senin hingga Jumat, pukul 09.00-15.00 WIB, dan diberikan secara gratis.
Baca juga: Vokasi UI dan Sonar platform ciptakan pembelajaran humas berbasis big data
Baca juga: Majalah UI raih tiga penghargaan pada ajang Anugerah Humas Dikti 2020
Baca juga: Vokasi UI dan TNI AD gelar pelatihan humas dan jurnalistik