New York (ANTARA) - Harga minyak turun pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB), karena perusahaan-perusahaan energi di Teluk Meksiko AS memulai kembali produksinya setelah Badai Ida dan Nicholas berturut-turut melanda kawasan itu dan menutup kegiatan produksi.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November turun 33 sen menjadi menetap di 75,34 dolar AS per barel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober terpangkas 64 sen menjadi ditutup pada 71,97 dolar AS per barel.
Untuk minggu ini, harga minyak Brent terangkat 3,3 persen dan minyak mentah AS menguat 3,2 persen, didukung oleh ketatnya pasokan karena pemadaman akibat badai.
Kemerosotan Jumat (17/9/2021) mengikuti kenaikan lima sesi berturut-turut untuk Brent. Pada Rabu (15/9/2021), Brent mencapai level tertinggi sejak akhir Juli, dan minyak mentah AS mencapai level tertinggi sejak awal Agustus.
"Alasan harga minyak mencapai level tertinggi dalam beberapa hari terakhir jelas gangguan pasokan dan penarikan persediaan, jadi sekarang produksi minyak AS kembali, minyak seperti yang diperkirakan diperdagangkan lebih rendah," kata Analis Pasar Minyak Rystad Energy, Nishant Bhushan.
Ekspor minyak mentah Pesisir Teluk mengalir lagi setelah badai Nicholas dan Ida menghilangkan 26 juta barel produksi lepas pantai. Pengoperasian kembali berlanjut dengan sekitar 28 persen dari produksi minyak mentah Teluk Meksiko AS yang offline, Reuters melaporkan pada Kamis (16/9/2021).
Perusahaan-perusahaan energi AS minggu ini menambahkan rig minyak dan gas alam untuk minggu kedua berturut-turut meskipun jumlah unit lepas pantai di Teluk Meksiko tetap tidak berubah setelah Badai Ida menghantam pantai tersebut lebih dari dua minggu lalu.
Empat belas rig lepas pantai Teluk Meksiko ditutup dua minggu lalu karena badai Ida, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co. Pekan lalu, empat rig lepas pantai kembali beroperasi.
Jumlah rig minyak dan gas, indikator awal produksi masa depan, naik sembilan menjadi 512 dalam seminggu yang berakhir 17 September, tertinggi sejak April 2020, kata Baker Hughes.
Dolar naik ke level tertinggi multi-minggu pada Jumat (17/9/2021) membuat minyak mentah berdenominasi dolar lebih mahal bagi mereka yang menggunakan mata uang lainnya. Dolar mendapat dorongan dari data penjualan ritel AS yang lebih baik dari perkiraan pada Kamis (16/9/2021).
Sentimen konsumen AS stabil pada awal September setelah jatuh bulan sebelumnya ke level terendah dalam hampir satu dekade, tetapi konsumen tetap khawatir tentang inflasi, sebuah survei menunjukkan pada Jumat (17/9/2021).
Baca juga: Minyak relatif stabil karena ancaman badai AS berkurang
Baca juga: Harga minyak turun di Asia, tahan sebagian besar keuntungan hari sebelumnya
Baca juga: Minyak melonjak setelah penarikan besar dalam persediaan AS
Harga minyak jatuh setelah pasokan AS yang terpukul badai kembali ke pasar
Sabtu, 18 September 2021 6:16 WIB