Cibinong, Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat menyiapkan anggaran Rp5 miliar untuk penunjang fasilitas jaringan listrik dan air hunian tetap (huntap) korban bencana.
"Di angka Rp5 miliar di (APBD) perubahan skenarionya begitu, kemarin itu yang saya kontrol itu kaitan dengan penyediaan air, penyediaan listriknya," ungkap Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Ajat Rohmat Jatnika di Cibinong, Bogor, Jumat (13/8).
Menurutnya, fasilitas jaringan listrik dan air bersih di Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg itu semula akan dibiayai APBN, tapi di pertengahan jalan berubah dari skenario awal sehingga harus dibiayai oleh Pemkab Bogor.
"Harusnya tahun ini ya (bisa dihuni) kalau untuk yang sudah terbangun. Sekarang diutamain air dulu nanti listrik mengikuti supaya cepat dihuni," kata Ajat.
Sementara, Sekretaris DPKPP Lestia Irmawati menyebutkan, sebanyak 205 unit huntap yang rampung itu berlokasi di Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg. Sedangkan 358 unit huntap di Desa Urug, Kecamatan Sukajaya masih dalam tahap proses pembangunan.
Meski begitu, ia mengakui bahwa jumlah 563 huntap di dua desa tersebut masih kurang untuk menampung para korban bencana alam. Pasalnya, catatan Pemkab Bogor jumlah warga terdampak longsor yang terjadi pada awal 2020 di wilayah barat Kabupaten Bogor itu hampir mencapai 2.000 Kepala Keluarga (KK).
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin menyebutkan bahwa bencana alam awal tahun 2020 di empat kecamatan Kabupaten Bogor, yakni Sukajaya, Jasinga, Nanggung, dan Cigudeg diperkirakan menyebabkan kerugian hingga Rp1,4 triliun.
"Itu bukan hasil perhitungan kami. Tapi, itu hasil perhitungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," ujarnya.
Sebagai informasi, cuaca buruk yang terjadi pada Rabu, 1 Januari 2020 mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor terdampak banjir dan longsor. Longsor terjadi di Kecamatan Sukajaya, Nanggung, dan Cigudeg, sedangkan banjir terjadi di Kecamatan Gunung Putri, dan Jasinga.
Kejadian tersebut menyebabkan korban jiwa sebanyak delapan orang, dan tiga orang hilang yang kini sudah dinyatakan meninggal dunia. Kemudian, 12 orang mengalami luka berat, dan 517 orang mengalami luka ringan.
Baca juga: BOR RS di Kabupaten Bogor terus menurun, kini tinggal 39 persen
Baca juga: Bupati Bogor sambut baik upaya Menhub reaktivasi Stasiun KRL Pondok Rajeg