Cianjur (ANTARA) - Perajin gula merah di Kecamatan Naringgul, Cianjur, Jawa Barat, mengeluh karena selama PPKM tingkat pemesanan menurun tajam, ditambah harga gula merah di pasaran merosot, sehingga perajin terpaksa mengurangi produksi dari 200 kilogram per hari menjadi 50 kilogram.
Kirman (45) perajin gula merah di Kampung Datar Kubang, Desa Naringgul, saat dihubungi Selasa, mengatakan selama penerapan PPKM bulan Juli hingga saat ini, tingkat penjualan terus menurun karena tingkat pesanan yang terus berkurang karena pendistribusian terhambat akibat penyekatan yang diberlakukan di semua wilayah seperti Jabodetabek dan Bandung.
"Selama PPKM kita kesulitan untuk memenuhi pesanan dari luar kota karena banyaknya penyekatan, sehingga penyedia jasa transportasi menolak untuk mengantarkan. Terlebih tonase yang akan dikirim sangat minim, sehingga kami memilih untuk menjual ke tengkulak atau pengepul, " katanya.
Ia menjelaskan, sebelum penerapan PPKM perajin di wilayah tersebut, masih mendapat pesanan hingga 200 kilogram per hari, namun saat ini hanya 50 kilogram, ditambah harga jual ke tengkulak atau pengepul dibawah Rp10 ribu per kilogram, sedangkan sebelumnya perajin dapat menjual langsung ke pedagang dengan harga Rp15 ribu per kilogram.
Senada dengan pengrajin di Kecamatan Cidaun dan Agrabinta, sejak penerapan PPKM membuat tingkat penjualan gula merah dan gula semut ke Jabodetabek, Bandung, terus berkurang, ditambah harga jual di pasaran menurun hingga Rp5.000 per kilogram. Sehingga perajin di dua kecamatan mengurangi produksi.
"Untuk operasional satu kali produksi mencapai Rp350 ribu, sedangkan nilai jual untuk 50 kilogram paling tinggi Rp500 ribu. Sehingga hanya cukup untuk menutupi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Kami berharap PPKM segera dicabut agar perekonomian tidak terhambat, " kata Rudi (43) perajin gula semut di Kecamatan Cidaun.
Sementara Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Cianjur, Tohari Sastra, mengatakan dinas sudah menyiapkan berbagai bantuan untuk pelaku usaha terdampak PPKM, termasuk memberikan bantuan modal dengan bunga nol persen, untuk mendongkrak kembali produksi UMKM di Cianjur.
"Karena aturan PPKM dari pusat, kita hanya menjalankan, sehingga banyak yang terdampak termasuk pelaku UMKM di Cianjur, namun setelah pandemi usai, kita akan dongkrak pemulihan ekonomi dengan menggelar pameran produk unggulan di pusat kota, hotel dan tempat wisata yang ada, " katanya.
Baca juga: Perajin gula semut Cianjur terus tingkatkan produksi seiring tingginya permintaan
Baca juga: Perajin gula semut Naringgul dapat pesanan 4 ton setiap bulan
Baca juga: Pengrajin gula semut di Cianjur kesulitan bahan baku saat kemarau