Jakarta (ANTARA) - Data Kementerian Kesehatan pada Sabtu (31/7) menyebutkan penduduk yang divaksinasi COVID-19 lengkap atau yang telah mendapatkan vaksinasi dosisi pertama dan kedua bertambah sebanyak 388.402 orang.
Sementara jumlah penduduk yang telah mendapatkan vaksinasi lengkap yakni sebanyak 20.534.823 orang.
Penambahan penduduk yang divaksinasi dosis pertama yakni sebanyak 420.521 orang. Sedangkan total penduduk yang divaksinasi dosis pertama sebanyak 47.226.514 orang. Target sasaran vaksinasi sebanyak 208.265.720 orang.
Sebelumnya, PT Bio Farma (Persero) terus mendistribusikan vaksin COVID-19 menuju 34 provinsi di Indonesia yang jumlahnya disesuaikan dengan alokasi serta permintaan dari Kementerian Kesehatan.
"Vaksin akan bisa didistribusikan, apabila sudah melalui tahap-tahap tertentu, seperti proses fill and finish, packaging dan juga karantina uji untuk vaksin yang diterima dalam bentuk bulk (bahan baku)," kata Sekretaris Perusahaan sekaligus Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto.
Hingga Selasa (27/7), kata Bambang, sebanyak 173,3 juta dosis vaksin telah diterima Indonesia, terdiri atas 144,7 juta dosis dalam bentuk bahan baku yang didatangkan dari Sinovac dan 28,6 juta dosis dalam bentuk produk jadi yang berasal dari AstraZeneca, Covax dan Bilateral, Sinopharm dan Moderna. Menurut Bambang vaksin dalam kemasan bahan baku sebanyak 144,7 dosis tersebut diperkirakan akan menjadi 117,3 juta dosis vaksin bentuk jadi, setelah melalui proses produksi.
Hingga Kamis (29/7), kata Bambang, Bio Farma telah memproses 117,1 juta dosis bahan baku vaksin COVID-19 yang siap didistribusikan menuju 34 provinsi di Indonesia.
"Bahan baku tersebut menghasilkan sebanyak 92,1 juta dosis produk jadi, dengan 74 juta dosis di antaranya sudah mendapatkan lot release dan 18,1 juta dosis dalam proses karantina," kata Bambang.
Baca juga: 138.831 warga Kabupaten Bekasi telah divaksin COVID-19
Baca juga: Warga yang telah divaksin lengkap capai 11,62 juta orang
Baca juga: Nadiem catat 1,54 juta pendidik-tenaga kependidikan telah divaksin COVID-19