Jakarta (ANTARA) - Atlet muslim Olimpiade Tokyo merayakan Idul Adha atau Hari Raya Kurban dengan melakukan doa bersama dan mengirim pesan secara daring, mengingat kondisi mereka yang tengah terpisah jauh dengan orang-orang yang mereka cintai.
Salah satu hari libur penting dalam kalender Islam, yaitu Idul Adha, biasanya dirayakan dengan berkumpul bersama keluarga, memakai pakaian yang pantas, mengambil bagian dalam acara besar, menyembelih ternak untuk acara tersebut dan memberikan hadiah kepada anak-anak.
Sementara itu, Olimpiade Tokyo digelar dengan protokol ketat COVID-19. Atlet, ofisial dan jurnalis dari seluruh dunia, semuanya terputus dari kota-kota lainnya dan tunduk pada aturan pemakaian masker dan penerapan jarak sosial.
Setelah bertahun-tahun berlatih, beberapa atlet dan ofisial dari negara-negara muslim kini berkumpul untuk bertanding dan berdoa bersama dalam rangka Idul Adha dengan menggunakan masker.
"Delegasi negara-negara Islam melakukan shalat Idul Adha di Kampung Atlet," tulis Komite Olimpiade Yordania dalam akun Twitter disertai dengan foto-foto atlet dan ofisial yang tengah berdoa menggunakan sepatu dan pakaian olahraga, seperti dikutip Reuters, Jumat.
Beberapa pejabat yang mengenakan baju olahraga berlambang negara Saudi tampak melakukan shalat di lantai tanpa beralaskan sajadah. Masker menyembunyikan senyum mereka. Sementara perwakilan dari Maroko dan Yordania berbagi permen dari kaleng kecil dalam acara tersebut.
Sebagian besar perayaan tersebut hanya terbatas pada pesan daring.
Sebanyak 14 pemain tim bola voli putri Turki yang dijuluki "Sultan Net" di negara asalnya itu mempublikasikan pesan video lewat media sosial Instagram dan Twitter.
"Selamat Ied untuk semua orang dari Tokyo," ujar tim bola voli putri Turki.
Tim bola voli Turki merupakan salah satu harapan penyumbang medali bagi negara tersebut, setelah mereka mengantongi medali perunggu bulan lalu dalam turnamen Volleyball Women's Nations League.
Tim pengungsi Olimpiade Tokyo meliputi atlet-atlet dari Afghanistan, Suriah, Irak dan Iran.
"Atlet-atlet muslim merayakan Idul Adha, dan kami senang mereka bisa melakukannya. Jelas, dengan langkah-langkah yang ada, kami tidak dapat mengadakan pesta, jadi mereka melakukannya secara pribadi," ungkap Direktur Solidaritas Olimpiade Komite Olimpiade Internasional (IOC) James Macleod dalam konferensi pers virtual, Jumat.
Baca juga: Panahan Indonesia nomor beregu campuran lolos ke 16 besar di Olimpiade Tokyo
Baca juga: Rio Waida bangga jadi pembawa Merah Putih pada pembukaan olimpiade di "rumah kedua"