Garut (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Garut telah menyampaikan usulan tiga program jangka pendek ke Pemkab Garut, Jawa Barat dalam rangka mengembangkan pariwisata agar lebih baik, nyaman, dan ramah lingkungan.
"Saya sekarang PHRI ini mencoba punya program tiga, jangka pendek ini, satu bagaimana menyadarkan masyarakat sadar wisata di sekitar 3 kilometer dari destinasi wisata," kata Ketua PHRI Kabupaten Garut Deden Rohim kepada wartawan di Garut, Rabu.
Ia menyebutkan tiga program yang sedang dicanangkan oleh PHRI Garut yakni pertama tentang membangun masyarakat untuk sadar wisata seperti yang sudah berhasil dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah di Bali.
Menurut dia upaya membangun masyarakat agar sadar wisata dengan selalu menunjukkan keramahtamahan kepada wisatawan akan memberikan rasa nyaman sehingga nantinya akan memberikan keuntungan bagi masyarakat Garut.
"Seperti lihat di Bali, bagaimana ramahnya ke wisatawan, karena itu yang harus dijual," kata Deden.
Ia menyampaikan program kedua terkait memanfaatkan Jalan Ibrahim Aji yang saat ini sedang proses pembangunan sebagai jalan wisata yang dapat mengatasi masalah kemacetan arus kendaraan di jalanan pusat kota Garut.
Ia berharap jalan baru itu akan menjadi daya tarik bagi wisatawan dengan adanya tempat sebagai titik kumpul baru, kemudian dibuat panggung wisata untuk menampilkan kesenian dan kebudayaan yang dapat menghibur wisatawan.
"Jalan itu akan menjadikan jalan wisata yang dapat memecah gelombang kemacetan di jalanan pusat kota, kita buatkan titik kumpul di sini, kita buatkan panggung wisata," katanya.
Program ketiga yang diusulkan PHRI, kata Deden, yakni terkait pengelolaan sampah dari industri pariwisata termasuk hotel dan restoran agar ramah lingkungan sehingga tidak memunculkan masalah bagi masyarakat Garut.
Deden menyampaikan telah menyiapkan lahan seluas 3 hektare untuk dijadikan tempat pengelolaan sampah mandiri yang bekerja memisahkan sampah organik dan bukan organik sehingga sampah bisa dimanfaatkan kembali.
"Saya punya tempat 3 hektare, kita pakai untuk pengelolaan sampah, saya yang menyediakan tanahnya, pakai itu tanah, pemerintah yang membiayai mesinnya," katanya.
Ia menambahkan Kabupaten Garut merupakan daerah dengan topografi dan geografi yang cocok untuk mengembangkan industri pariwisata.
Menurut dia Garut tidak bisa disamakan dengan daerah lain untuk dijadikan industri manufaktur, melainkan untuk industri pariwisata yang dapat memberikan kehidupan bagi masyarakatnya.
"Garut ini memiliki 70 persen hutan lindung, yang memungkinkan ini (pariwisata), maka banggalah kita orang Garut, kita nanti akan ada tol, punya (wisata danau) Bagendit, nah ini harus menjadi sebuah modal buat kita menghidupi rakyat," katanya.
Ia berharap program yang dicanangkan PHRI Garut kepada pemerintah daerah mendapatkan perhatian serius untuk bersama-sama membangun sektor pariwisata di Garut sehingga bisa memberikan manfaat lebih besar bagi Garut.
Baca juga: Objek wisata di Garut tetap buka di tengah lonjakan kasus COVID-19
Baca juga: Disparbud Garut dorong pelaku wisata untuk divaksinasi COVID
Baca juga: Pemprov Jabar kucurkan Rp15 miliar untuk bangun wisata Pantai Sayang Heulang