Bandung (ANTARA) - DPRD Provinsi Jawa Barat menyatakan Badan Usaha Miliki Desa (BUMDes) Pajagan di Desa Pajagan, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang berhasil mengelola potensi desanya dengan baik tanpa campur tangan pihak lain sehingga hal tersebut membuat desa ink dapat dikategorikan sebagai salah satu desa mandiri.
"Padahal Desa Pajagan sebelumnya termasuk ke dalam daftar desa tertinggal. BUMDes Pajagan Tandang telah mampu mengelola potensi desanya terutama potensi sektor wisata alam," kata Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat Arif Hamid Rahman di Bandung, Kamis.
BUMDes Pajagan, kata Arif, mengelola sejumlah usaha dan yang sudah berjalan di antaranya pengelolaan sirkuit untuk komunitas motor trail dan jika unit bisnis tersebut terus dikembangkan maka sirkuit tersebut bisa digunakan untuk kejuaraan motor trail tingkat nasional.
"Karena itu Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat mendorong untuk pengembangan potensi-potensi lainnya. Di sini justru sama sekali tidak melibatkan pihak ketiga, artinya murni dikelola oleh desa. BUMDes yang lain kebanyakan ada kerjasama dengan pihak swasta yang mau tidak mau harus ada sharing profit," ujar Arif.
Arif mengatakan terkait struktur anggaran untuk desa sebesar Rp130 juta, pihaknya menilai anggaran itu lebih kecil dibandingkan dengan yang diusulkan oleh pemerintah desa yang mencapai Rp200 juta.
Hal itu, kata dia, terjadi dikarenakan adanya refocusing anggaran di pemerintah daerah pada masa pandemi COVID-19.
“Kami sudah mengusulkan anggaran yang cukup besar, namun di masa pandemi ini harus direfocusing,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Sumedang Haidir Gumilar mengatakan perkembangan BUMDes di wilayahnya secara keseluruhan pada tahun 2019 baru sebanyak 97 BUMDes.
Sedangkan pada tahun 2020 bertambah menjadi 270 BUMDes dan 2021 sudah mulai mengusulkan anggaran yang estimasinya berkisar Rp10 juta hingga yang paling besar bisa mendapat sebesar Rp300 juta.
Anggaran yang bervariasi tersebut tergantung dari kebutuhan atau peruntukan kebutuhan masing-masing desa.
Namun, menurut Haidir, pemerintah daerah tidak menampik yang menjadi salah satu kendala yakni masalah akses jalan.
Meski demikian, pemerintah daerah tetap mendukung program BUMDes seutuhnya agar mendorong pembangunan desa yang mandiri dan maju.
“Dari 270 desa, 54 di antaranya melakukan penyertaan modal atas atensi dari kepala daerah agar dikelola secara serius,” katanya.
Sementara itu Kuwu Desa Pajagan, Rohimah menyebutkan, potensi desanya berfokus pada destinasi alam di sekitar Desa Pajagan seperti sarana latihan untuk komunitas motor trail dan yang sedang diusulkan yakni sarana bumi perkemahan.
Mengingat kontur bukit Pareugreug khususnya sangat memungkinkan untuk dijadikan sarana area camping ground.
Ia mengakui bahwa masih banyaknya kendala untuk mewujudkan usulan tersebut dan masalah akses jalan, sarana penunjang fasilitas umum dan sebagainya masih dinilai kurang.
“Mudah-mudahan ke depannya bisa diperhatikan dari dewan yang sudah mengunjungi desa untuk kemajuan desa wisata ini,” katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur dukung pengembangan secara mandiri objek wisata desa
Baca juga: Ridwan Kamil serahkan Maskara ke tujuh desa mandiri di Cirebon