Jakarta (ANTARA) - Rektor IPB University Prof Arif Satria mendorong agar petani dapat belajar dari manapun dan tidak hanya belajar dari penyuluhan saja.
“Penyuluhan diposisikan sebagai pendidikan yang menitikberatkan pada perubahan perilaku dan ini sesuai dengan tujuan Kampus Merdeka. Saya harapkan kongres ini bisa merumuskan suatu program yang cerdas. Kita juga dorong para petani tidak hanya belajar dari penyuluhan tapi juga bisa dari mana saja bisa dari berbagai media digital yang ada,” ujar Arif pada pembukaan seminar nasional dan Kongres III Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI) 2021 di Jakarta, Kamis.
Kongres nasional tersebut mengusung tema “Peran Strategis Penyuluhan dalam Pembangunan Manusia Melalui Pendekatan Pentahelix pada Era DIgital”.
Ketua PAPPI, Prof Dr Ir Sumardjo MS, mengatakan pembangunan manusia termasuk keluarga dan masyarakat yang bermukim di kawasan perdesaan perlu mendapatkan dukungan, tidak hanya oleh pemerintah, namun juga oleh dunia usaha, masyarakat, dan keterlibatan media.
“Sinergitas dan kesatupaduan dalam menggerakkan potensi wilayah sangat diperlukan, mengingat koordinasi dan komunikasi yang efektif merupakan hal yang masih menjadi persoalan dalam pembangunan,” kata Sumardjo.
Sumardjo menambahkan pengembangan kemitraan, penggalian potensi sumberdaya (alam, manusia, dan lingkungan), termasuk di dalamnya aspek sosial, ekonomi dan budaya akan lebih efektif bilamana dapat dilakukan melalui pendekatan pentahelix.
“Misalnya, untuk menghasilkan lulusan sarjana atau magister mau pun doktor, sangat diperlukan kolaborasi dari pemerintah, dunia usaha dan media agar program pembelajaran yang dirancang sesuai tantangan atau kebutuhan, dan lulusan siap dengan apa yang dihadapi pada masa mendatang,” terang Sumardjo.
Begitu pula dengan penyuluhan di berbagai bidang pembangunan, sangat memerlukan dukungan media sebagai saluran untuk mengkomunikasikan hal-hal yang mampu menggugah minat dan mengembangkan pengetahuan masyarakat mengenai berbagai aspek kehidupan, terlebih di masa pandemi ini, peran media sangat strategis dalam membantu tersebarnya informasi yang valid dan bertanggung jawab, baik di desa mau pun di kota.
Pembangunan masyarakat di suatu wilayah perlu didukung oleh semua unsur dalam pentahelix. Sumardjo menjelaskan akselerasi percepatan capaian tujuan pembangunan dapat dicapai jika implementasi pentahelix dilakukan dengan baik oleh pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat dan media.
Dalam pentahelix, unsur pemerintah harus mempunyai political power untuk merumuskan kebijakan melalui keputusan yang dihasilkan secara konstitusional. Kedua, unsur masyarakat atau komunitas merupakan social power sebagai subyek pembangunan. Ketiga, adalah unsur akademisi yang mempunyai kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara obyektif, logis dan sistematis, melalui kekuatan ilmu pengetahuan (knowledge power), teknologi dan seni (Ipteks) mewujudkan kehidupan lebih beretika, tanggap terhadap perubahan, lebih efektif dan efisien, serta lebih berfaidah bagi masyarakat.
Keempat adalah yaitu dunia usaha. Perlu ditekankan dunia usaha yang di dalamnya ada pebisnis atau pengusaha, wajib memahami dan mengamalkan falsafah Pancasila. Apabila dunia usaha atau sistem perekonomian tidak berdasarkan Pancasila, dikhawatirkan akan memunculkan ketidakadilan sosial/kesenjangan ekonomi yang semakin lebar di masyarakat, misalnya: “yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin”.
Unsur yang kelima dalam pentahelix adalah media, yang sangat strategis dalam membangun opini, minat, pengetahuan dan wawasan individu, keluarga, kelompok, masyarakat dan bangsa. Media yang smart dan bijak, itulah yang diperlukan untuk membangun bangsa. Media sangat diperlukan oleh lembaga penyuluhan dalam membantu masyarakat mengakses informasi dan berbagai layanan publik secara cepat dan akurat, serta terpercaya, terlebih pada era digital.
Baca juga: Dosen IPB beri pelatihan pengembangan produk teh krisan bagi petani Cianjur
Baca juga: IPB dorong mahasiswanya jadi petani milenial
Baca juga: IPB: Pandemi buat milenial tertarik kelola peternakan