UMKM salah satu barometer perekonomian nasional sebut Rektor UI

Depok (ANTARA) - Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Ari Kuncoro mengatakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu barometer perekonomian nasional.

"Pemberdayaan UMKM merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan," kata Ari Kuncoro dalam keterangannya, Rabu.

Untuk itu, UI bekerjasama dengan para mitra di bidang e-commerce terus mengembangkan UMKM. Shopee sebagai salah satu marketplace di Indonesia juga diharapkan dapat membantu para pelaku UMKM dalam meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan era digitalisasi saat ini sebagai media promosi yang sangat masif.

"Kami harapkan kerja sama dengan Shopee Indonesia dapat dibangun sinergitas dalam pengembangan dan pembangunan ekonomi kerakyatan lokal ataupun nasional UMKM di kampus UI guna menunjang target bersama dalam pemberdayaan UMKM di era digital," katanya.

Semua itu, sejalan dengan kerja sama yang dikembangkan oleh UI dalam bentuk pentahelix yakni sinergitas antara perguruan tinggi, industri, pemerintah, masyarakat, dan media massa.

Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja mengatakan Shopee memiliki komitmen dalam meningkatkan ekosistem teknologi Indonesia dengan mempercepat pengembangan digital dan menutup kesenjangan talenta-talenta muda, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

"Merealisasikan komitmen ini, kami bangga dapat berkolaborasi bersama salah satu kampus terbaik di Indonesia, Universitas Indonesia, dalam memperluas dan memperdalam kompetensi talenta muda lokal yang kita miliki agar kedepannya dapat berkontribusi ke dalam pengembangan industri teknologi yang bermanfaat untuk masyarakat luas," katanya.

Baca juga: Vokasi UI beri pendampingan masalah wajb pajak UMKM

Baca juga: Vokasi UI luncurkan aplikasi konsultasi pajak E-Taxaction NG

Baca juga: Beri pendampingan, UI bangkitkan usaha mikro terdampak pandemi COVID-19