Jakarta (ANTARA) - PT Perkebunan Nusantara III (Persero) akan meluncurkan produk hilirisasi komoditas bahan pokok berupa gula dan minyak goreng untuk memenuhi berbagai produk pangan sekaligus memperkuat ekspansi pasar ritel.
"Bulan Agusus, kami akan me-launching produk hilir, terutama pada komoditas-komoditas pokok, seperti gula dan minyak masakan," kata Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin.
Ghani menjelaskan keputusan perseroan masuk ke sektor hilir untuk mendukung stabilisasi harga bahan pokok di masyarakat.
Menurutnya, PTPN III memiliki kemampuan dalam melakukan penetrasi ke pasar ritel didukung oleh 14 anak perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan komoditas utama kelapa sawit, tebu, karet, teh, dan kopi.
Selain melakukan investasi bisnis hilir produk minyak goreng dan gula, perseroan juga punya produk hilir prioritas lainnya berupa green diesel, biogas co-firing, dan biopellet sebagai bahan bakar pengganti batu bara.
"Kami akan masuk ke hilir, sehingga suatu saat ketika pemerintah membutuhkan untuk stabilisasi harga, PTPN memiliki instrumen langsung tentang produk ritel," kata Ghani.
Lebih lanjut dia menyampaikan saat ini secara umum pencapaian kinerja PTPN III masih mencatatkan kerugian, namun tiga tahun terakhir kinerja keuangan menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Hingga Mei 2021, PTPN III mencatat angka produktivitas kelapa sawit mencapai 8 ton per hektare dengan total produksi tandan buah segar sebanyak 4,83 juta ton dan produksi crude palm oil (CPO) sebanyak 1,03 juta ton.
Adapun produktivitas tebu sebanyak 62,4 ton per hektare dengan angka produksi tebu mencapai 0,62 juta ton. Perseroan mencatat produksi gula sebanyak 0,032 juta ton dan produksi tetes sebesar 0,021 juta ton.
"Fokus ke depan kami akan lebih menitikberatkan penguatan baik hulu dan hilir untuk CPO dan gula," kata Ghani.
Baca juga: PTPN III ingin bangun pabrik gula butuh dana investasi Rp20 triliun
Baca juga: Holding Perkebunan bagi tiga skema anak usaha