Bandung, 30/9 (ANTARA) - Mang Nano atau Nano Suratno merupakan seniman yang selalu eksis dan berhasil mengantar karya-karyanya manggung di pentas dunia, kata Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan, Kamis.
"Kontribusi Mang Nano pada seni budaya Sunda begitu banyak dan memperkenalkan ke mancanegara. Kita kembali kehilangan tokoh seni budaya terbaik Jabar," kata Gubernur Heryawan.
Atas nama prpibadi, keluarga dan masyarakat Jabar, Heryawan menyampaikan belasungkawa dan duka yang dalam kepada keluarga besar maestro musik pop Sunda itu.
Meninggalnya Mang Nano, menambah panjang deretan nama penggiat seni budaya di Jabar yang pergi untuk selamanya.
Sebelumnya Jabar kehilangan seniman papan atas Jabar yang meninggal dunia pada 2010 ini yakni Detty Kurnia, Abah Us Us, Yan Asmi dan Ibing Kusmayatna atau Kang Ibing.
Nano S meninggal dunia pada Rabu malam pukul 23.30 WIB di RS Immanuel Kota Bandung akibat mengalami pecah pembuluh darah.
Awal September 2010 lalu, pencipta lagu pop Sunda "Klangkang" yang tenar pada tahun 1990-an itu masih sempat sempat menyambangi Negeri Belanda dalam sebuah misi kebudayaan.
Mang Nano sempat membuat laporan sepulangnya dari misi kesenian Gamelan International Festival Amsterdam (IGFA) 2010 pada 2-11 September lalu di Belanda
Sebagai Maestro pencipta lagu Sunda, Mang Nano dikenal sebagai tokoh yang berhasil mengenalkan kebudayaan sunda hingga ke mancanegara, seperti Belanda dan Amerika Serikat.
"Mang Nano tipe pekerja keras. Lagu yang paling akrab di telinga saya, seperti kalangkang sangat memikat. Lagu itu bak lagu wajib diputar dalam acara-acara resmi, hajatan dan pesta rakyat," kata Heryawan.
Mang Nano meninggalkan satu Istri dengan tiga anak, satu perempuan dan dua lelaki dengan tujuh orang cucu. Almarhum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lengok Ciseureuh Perumahan Mekar Wangi yang jaraknya hanya sekitar 300 meter dari Rumah Duka di Gang H. Ahmad, Jl Mohammad Toha, Kota Bandung.*
(S033/Y003)