Garut (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Jawa Barat, memastikan semua sekolah, mulai tingkat Paud, TK, SD, dan SMP, negeri maupun swasta, sudah siap melaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka dengan menyiapkan berbagai aturan dan sarana prasarana protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Pemkab Garut sudah mencanangkan Gerakan Ayo Masuk Sekolah, dan semua sekolah dipastikan sudah siap, dan harus siap, mulainya nanti Mei setelah Lebaran," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut Totong di Garut, Rabu.
Ia menuturkan Kabupaten Garut memiliki jumlah sekolah tingkat Paud dan TK sebanyak 2.456 sekolah, kemudian 1.556 SD, dan 408 SMP dengan jumlah siswa sebanyak 600 ribuan orang.
Seluruh sekolah di Garut itu, kata Totong, sudah dipastikan telah mempersiapkan diri untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar tatap muka, mulai dari penyediaan alat pendeteksi suhu tubuh, tempat cuci tangan, penyemprotan disinfektan, termasuk membersihkan seluruh lingkungan sekolah.
"Semua sekolah sudah siap, apalagi selama ini dua kali anggaran dari BOS (biaya operasional sekolah) digunakan untuk protokol kesehatan, jadi tidak mungkin kalau sekolah belum siap," katanya.
Ia menyampaikan pelaksanaan sekolah tatap muka itu tidak menjadi wajib, pemerintah menyiapkan dua pilihan bagi orang tua, yaitu sistem belajar di sekolah dan belajar daring atau jarak jauh.
Sekolah, lanjut dia, mempersilakan orang tua untuk memilih sistem belajar, jika ada orang tua yang belum siap anaknya belajar tatap muka, maka sekolah akan menyediakan belajar jarak jauh.
"Kebijakan belajar tatap muka ini dikembalikan lagi kepada orang tua, nanti ada surat kesepakatan, kalau orang tua belum siap anaknya ke sekolah maka akan ada pembelajaran jarak jauh," kata Totong.
Ia mengungkapkan pemberlakuan belajar tatap muka ini sudah dipersiapkan secara matang, mulai dari gurunya dipastikan sudah mendapatkan vaksin COVID-19.
Kemudian saat belajar nanti di sekolah, kata dia, wajib pakai masker, harus diatur jarak, tidak ada salam cium tangan, upacara, maupun kegiatan lain di sekolah yang memicu kerumunan orang.
"Nanti juga akan ada Satgas COVID-19 untuk memantaunya bagaiamana penerapan protokol kesehatan di sekolah," katanya.
Baca juga: Sebanyak 15 SMA/SMK di selatan Garut mulai berlakukan belajar tatap muka
Baca juga: Garut batalkan rencana kegiatan belajar tatap muka SD/SMP
Baca juga: Di Garut ditemukan sekolah belum siap KBM tatap muka