Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang juga Ketua Umum Asosisasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) mengatakan ADPMET di bawah kepemimpinannya berkomitmen membawa aspirasi dari daerah penghasil energi migas dan energi terbarukan agar mendapatkan hak adil yang akan kembali disalurkan untuk kesejahteraan masyarakat secara langsung.
"Saya ingin rakyat-rakyat di daerah penghasil energi ini (berpikir) ternyata bumi kita kaya dengan sumber daya energi, (sehingga) korelasinya dengan aspal jalan yang lebih panjang, lebih banyak, sekolah lebih baik," kata Kang Emil di Bandung, Rabu.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian resmi mengukuhkan Dewan Pengurus ADPMET periode 2020-2025.
Pengurus baru yang dikukuhkan merupakan hasil Munas IV ADPMET di Bali pada Desember 2020. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terpilih sebagai ketua umum.
Dia menyatakan, kesejahteraan masyarakat di daerah penghasil migas perlu ditingkatkan sebab kesejahteraan masih menjadi persoalan krusial.
Selain itu, angka pengangguran yang tinggi dan infrastruktur yang kurang memadai, masih menjadi persoalan daerah penghasil migas.
Kang Emil menekankan pentingnya penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan ia berpendapat SDM di daerah penghasil migas tidak boleh hadir sebagai penonton, melainkan harus tampil sebagai subjek yang berdaya secara optimal melalui peningkatan kapasitas, pendidikan, seminar dan transfer teknologi.
"Kami adalah subjek, kalau ada perusahaan besar dan global datang ke daerah, maka SDM-nya (harus) dari daerah itu juga," tuturnya.
Selain mendorong dari sisi pembangunan infrastruktur dan SDM, Kang Emil akan merumuskan regulasi yang mendukung kemajuan daerah penghasil migas juga melakukan pemetaan persiapan daerah untuk memenuhi target 23 persen bauran energi nasional yang dihasilkan oleh energi terbarukan.
Sementara itu, Bupati Wajo yang juga Wakil Ketua Bidang Transisi Energi ADPMET Amran Mahmud. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang belum menikmati kelistrikan di daerah penghasil migas, seperti Kabupaten Wajo.
"Betul sekali miris kita lihat, bayangkan Kabupaten Wajo yang sudah menghasilkan energi pembangkit listrik 315 megawatt untuk menyuplai dua provinsi (yakni) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, padahal masih banyak daerah-daerah kami yang infrastruktur kelistrikannya tidak tersentuh," ujat Amran.
Baca juga: BUMD Jabar MUJ bukukan laba Rp152 miliar selama 2020
Baca juga: PT Migas Hulu Jabar bantah adanya berita rencana kelola Blok Rokan
Baca juga: MUJ jadi BUMD penyumbang deviden kedua terbesar untuk Pemprov Jabar