Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu, berpotensi terkoreksi seiring pertumbuhan ekonomi yang belum stabil di China.
Pada pukul 9.54 WIB, rupiah masih menguat 6 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp13.989 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp13.995 per dolar AS.
"Rupiah mungkin berbalik melemah hari ini terhadap dolar AS mengikuti pelemahan nilai tukar regional terhadap dolar AS pagi ini," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Data Indeks Harga Konsumen (IHK) China yang di bawah estimasi (0,3 persen vs estimasi 0 persen) dan mengalami penurunan, bisa menjadi pemicu pelemahan tersebut.
Menurut Ariston, IHK yang turun bisa mengindikasikan pemulihan ekonomi di China belum stabil. Hal tersebut bisa menekan minat pasar terhadap risiko.
"Di sisi lain, sentimen stimulus fiskal AS masih bisa menahan pelemahan rupiah hari ini," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.980 per dolar AS hingga Rp14.030 per dolar AS.
Pada Selasa (9/2) lalu, rupiah ditutup menguat 8 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp13.995 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.003 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Rabu stagnan di Rp13.995 per dolar
Baca juga: Kurs rupiah menguat didorong sentimen paket stimulus tambahan di AS
Baca juga: Rupiah menguat tembus level psikologis Rp14.000 di awal perdagangan
Kurs rupiah berpotensi terkoreksi seiring belum stabilnya ekonomi China
Rabu, 10 Februari 2021 10:37 WIB