Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan pada 2021 Pemprov Jabar akan memperkuat sekitar 100 puskesmas di Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bandung, Kab Bekasi, Kota Cimahi, Kab Bogor, Kota Bogor, Kab. Karawang, Kab Bandung, Kota Tasikmalaya, Kab Sumedang, dan Kab Bandung Barat untuk penanganan COVID-19.
"Kita akan menambah SDM dari APBD. Kami perkirakan untuk menyelesaikan masalah COVID-19 harus ada tiga SDM baru yang berkompeten di bidang kesehatan," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, saat melakukan Konferensi Video dengan 12 Kepala Daerah di Jabar terkait Program Penguatan Puskesmas di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa.
Menurut Kang Emil Pemprov Jabar menggagas program bernama Puspa (Puskesmas Terpadu dan Juara) yakni program khusus memperkuat peran Puskesmas dalam penanganan COVID-19.
Ada sejumlah kriteria yang ditetapkan dalam penentuan lokasi mulai dari kasus konfirmasi, Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) per kabupaten/kota, sampai kepadatan penduduk.
Nantinya, tiga SDM baru yang berkompeten di bidang kesehatan bersama dua staf Puskesmas setempat akan menjadi tenaga kesehatan berbasis tim untuk memperkuat pelaksanaan 3T (tracing, testing, dan treatment).
Menurut Kang Emil, program tersebut merupakan tindak lanjut atas rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memperkuat sistem dan SDM di Puskesmas.
"Kami meyakini apabila kita fokus, maka kita bisa kurangi beban rumah sakit dan menekan angka COVID-19. Berdampingan juga dengan vaksinasi yang terus diupayakan," ujarnya.
“Saya berharap komitmen dari seluruh kepala daerah yang hadir di dalam video konferensi ini dan keseriusan dalam bekerja sama. Juga dukungan untuk menekan angka COVID-19 agar turun dratis di 2021,” katanya menambahkan.
Pendiri Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) Diah Saminarsih yang juga Senior Advisor WHO mengatakan SDM menjadi faktor penting dalam penguatan Puskesmas. Oleh karena itu perekrutan dan pelatihan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.
“Tidak mudah memperluas trace dan melakukan pelacakan terstruktur dan efektif. Ini nanti nakes yang telah terpilih dan diterjunkan ke puskesmas akan bergabung dengan relawan yang ada di puskesmas yang direkrut di daerah masing masing,” kata Diah.
Pelacakannya diharapkan sesuai dengan target yang ada, pelacakannya dilakukan sangat efektif dan bisa memenuhi target yang ada. Ini memerlukan tenaga kesehatan yang mumpuni yang mempunyai bekal baik dan lebih dari cukup untuk melaksanakannya.
Baca juga: Guernur Jabar usulkan vaksinasi COVID-19 dari rumah ke rumah
Baca juga: Jawa Barat siap laksanakan vaksinasi COVID-19 tahap dua mulai 28 Januari
Baca juga: Enam daerah di Jawa Barat masuk zona merah COVID-19